Diary Buat Si Kecil

Selasa, 17 Januari 2012
Share this history on :
Sumber Gambar

Sewaktu kecil kita tentu melewati hari-hari menyenangkan tanpa beban. Bermain, tertawa, jalan-jalan, tidur siang, minum susu, bahkan ketika menangis pun merupakan perjalanan dramatis yang tidak mungkin untuk diulang lagi saat kita sampai ke tahap psikologis di atasnya. Otak kita mampu mengingat--itu pun secara samar--saat berumur mulai dari 3 tahunan, namun dibawah umur tersebut sangat jarang sekali atau bisa dikatakan tidak ada kejadian yang kita ingat saat beranjak besar. Gerakan dan sikap yang kita lakukan dibawah "umur ingatan" itu lebih kepada insting meniru dan stimulasi lingkungan. Jadi, sekeras apa pun membongkar ingatan, kita akan gagal menemukan serpihan kenangan masa-masa itu.

Yang terjadi ketika kita beranjak remaja, dewasa, lalu tua adalah keinginan melengkapi ingatan kehidupan pribadi walau pun hanya serpihan-serpihannya. Caranya? Tentu dengan koleksi foto atau pun cerita dari orang yang menjadi saksi hidup perkembangan masa kanak-kanak kita. Tapi, hal ini sedikit sulit dilakukan bagi kelahiran di tahun 90-an ke bawah. Hal ini berhubungan dengan fasilitas pemotretan (kamera) yang masih bernilai ekslusif dan tidak bisa digunakan semua orang, juga masih berbiaya mahal.


Mengingat hal di atas, pikiranku langsung terkoneksi dengan fakta begitu mudahnya sebuah foto diambil pada masa sekarang ini. Tidak perlu lagi memakai negative film yang harus dicuci (dicetak) untuk mendapatkan hasilnya, jika jelek ya harus diterima apa adanya. Saat ini kamera mewujud dalam bentuk digital, mulai dari yang kualitasnya paling rendah sampai yang paling baik (megapixel). Karena digital, hasil dari jepretan berbentuk soft atau lunak sebagai file. Tidak perlu takut kehabisan stok, jika tidak berkenan, tinggal tekan tombol delete. Lalu siap memotret kembali.

Nah, tentu saja anak-anak (atau lebih tepatnya bayi-bayi) yang lahir di antara tahun '00-an ke atas seharusnya sudah merasakan kenikmatan pendokumentasian ini. Apalagi bayi yang lahir pada tahun-tahun sekarang, mereka seharusnya memiliki catatan kecil (diary) sebagai pengingat ketika sudah beranjak dewasa. Tentu saja bukan bayi-bayi atau kanak-kanak itu yang menulis, tapi orang tualah yang berperan penting dalam kegiatan ini.

Pun diary yang kumaksudkan bukanlah secara tradisional dengan menulis di buku kecil seperti yang kita lakukan dahulu. Tapi diary--menyimpan cerita, foto, karya si kecil--di rumah maya, atau social media, terkhusus media blog yang sedang kita diami ini.

Ide menulis catatan ini muncul ketika saya mengunjungi blog puteriamirilis dan membaca postingan terbarunya yang bercerita tentang blog kedua anaknya yang bernama Umar dan Azkiya (klik di sini). Saya pun langsung menuju blog yang ditautkan tersebut, dan betapa khayalan saya melayang-layang, betapa bahagianya nanti saat si Umar dan Azkia sudah gede lalu melihat kelucuan mereka sewaktu kecil? Sungguh sulit dibayangkan. Blog itu sendiri berisi foto-foto dengan narasi-narasi prihal kegiatan si kecil.

Sungguh sebuah diary buat si kecil.

Coba deh blogger mania bayangkan seandainya memiliki dokumentasi yang menyimpan kenangan masa kecil seperti yang didapat kedua adik kecil kita di atas? Bisa saja kita menangis melihat kelucuan dan kenakalan kita sewaktu kecil. Tentu saja satu hal lagi, adanya catatan menjadi salah satu penanda kecintaan orang tua terhadap kita (anaknya).

Oh ya, bloggers yang sudah menikah dan sudah atau belum punya anak semoga bisa terinspirasi dengan hal kecil bernilai besar yang dilakukan kawan kita di atas. Bagi yang belum menikah (termasuk saya hahaha), setidaknya ini membuat kita punya rencana membuat diary buat bakal si kecil nantinya..


nb: kegiatan ini juga bisa dilakukan di FB atau twitter, tapi file di microblogging tersebut cenderung berserakan. Blog lebih nyaman sebagai sebuah "rumah". Jangan lupa beri like dan komentarnya. Salam sejahtera.


17 Januari 2012
Qur'anul Hidayat Idris

Related Posts by Categories

34 komentar:

Nurmayanti Zain Says:
Selasa, Januari 17, 2012

masyaAllah
pasti bakal sangat sangat haru :)

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 17, 2012

@Nurmayanti Zain: Sungguh, begitulah ingatan bunda!

Patta Hindi Asis Says:
Selasa, Januari 17, 2012

dear diary...:)

saya sepakat bahwa blog adalah "rumah" tulisan biar tidak tercecer..

verba vollen, yang tertulis yang akan abadi....

Lia Says:
Selasa, Januari 17, 2012

hola, aku mampir and leave comment nih, hehe :D

tapi hati2 lho, posting foto2 anak terkadang bisa dijadiin crime juga, coba baca postingan seorang ibu bernama mbak sinta http://www.shintapoulsen.com/2011/12/internet-amankah.html
coba dipikir lagi, mau gak posting foto2 anak di blog? :D

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 17, 2012

@Patta Hindi: betul betul betul
@Lia: thanks banget. Oh ya saya udah baca tautan yang mbk kasih. Menurut saya kita tidak perlu sampai parno banget, karena alhamdulillah yang dicontohin ama mbk Shinta itu di luar negeri (walo pun emang setiap kemungkinan pasti ada). Tapi, tingkat absurditas penggunaan internet antara di Indonesia dan Barat sana emang beda. Karena di sana internet udah jadi bagian dari kehidupan banget untuk hampir seluruh penduduk mereka. Tapi saya sarankan pengunjung artikel ini untuk membaca tautan mbk Lia. Untuk selanjutnya mengambil langkah hatihati. Tapi jangan sampai parno berlebihan.. salam QHI

Unknown Says:
Rabu, Januari 18, 2012

serap inspirasi mode on. . .
hehehe

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@kaito kidd: silakan unduh gan.. hahaha

Anonim Says:
Rabu, Januari 18, 2012

nice ! ;)

Unknown Says:
Rabu, Januari 18, 2012

masa lalu memang seyogyanya di diabadikan, tapi untuk menaruh sesuatu yang sangat pribadi di tempat umum seperti blog,memang harus dipertimbangkan. ane sangat setuu dengan pendapat sobit Lia pada komentar diatas.. nice share gan. happy blogging

Jiah Al Jafara Says:
Rabu, Januari 18, 2012

jaman sekolah saya juga udah punya rencana kalo nanti punya baby mau dibikinin diary, tapi skrg belum nikah, masih muda :-D

Pitshu Says:
Rabu, Januari 18, 2012

jaman semakin maju yah! nanti anak2 kita bisa baca blog kita dan cerita ortu na hahahah :) klo yang ortunya ngeblog dari jaman kuiah sampe dia gede, bakalan banyak tuh ceritanya hahahah ^^

Millati Indah Says:
Rabu, Januari 18, 2012

dokumentasi tentang diri pribadi pun berantakan, apalagi saya mesti mendokumentasikan orang lain? gak yakin saya bisa.

oh, ya, udah saya folback tuh

umahnya fityanakifah Says:
Rabu, Januari 18, 2012

trimksh sdh mengunjungi rumah sy.
saya lagi buatkan diary on line buat anak, nanti kunjungi ya:)

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Zaira: Thanks kakak
@Wisata Murah: Mungkin kehatihatian berperan dalam hal ini
@Jiah Al Jafara: Merencanakan dahulu aja mbk.. gapapa.. Kalau udah nikah, jadi deh.. hehe

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Pitshu: Iya bener, mungkin ampe ketawa ato berair mata. Tapi gimana kalau dia baca cerita ortunya lagi galau? haha
@Milati Indah: Semangka eh semangat mendokumentasikan mbk.. :)
@Umahnya Fityanakifah: Thanks berat.. kapan-kapan saya jln" ke sana..

Santi Syafiana Says:
Rabu, Januari 18, 2012

yupp...inspirasi yg bgs...like this

Anisayu Nastutik Says:
Rabu, Januari 18, 2012

ga punya photo masa aku kecil
cuma ada di phooto ijazah sd hix
kalau dengar ceritaku saat kanak2 dr mereka
jadi malu dan tersenyum bangga

hehehe

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Santi Syafiana: Thanks berat mbk..
@Anisayu: berarti masa kecil yang hebat mbk.. thanks

lang lang blog Says:
Rabu, Januari 18, 2012

setuju dengan komentar Wisata Murah sob, salam kenal dan sudah difolbag

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Thanawa Arif: Thanks berat sob..

ewrewr Says:
Rabu, Januari 18, 2012

kayknya selama ini aku main Rumah-rumahan yagh,
ngk habis pikir ane

salam kenal yaa sobat

nice share

BeST Says:
Rabu, Januari 18, 2012

hadir bawa 1 komen + follow back..thanks wat kunjungannya..and nice post and nice blog.

salam kenal

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Mharjipes: jadi ingat dulu maen rumah"an ya sob... thanks berat
@Beljar ST: thanks berat sob.. :)

Falzart Plain Says:
Rabu, Januari 18, 2012

Saya terharu...
Mungkin saya sudah terlalu tua untuk dibuatkan diary juga, ya? Hehehehe...

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Falzart Plain: Untuk anak"nya aja kalo gitu.. :)

Armae Says:
Rabu, Januari 18, 2012

Hwaaaaa.. Aku pengeeeeennn. Tapi nikah aja belumm, apalagi punya Bebi.
Hmmm.. dan ngerasa juga kalo kesulitan nyari foto bayi, rasanya gak ada deh yaaa fotoku yg masih bertahan. kalo toh ada, pasti sudah agak kusam dan negatifnya entah kemana :(

CDMA Says:
Rabu, Januari 18, 2012

nice..nice..nice nyonn,
jadi kepikiran bikin satu Blog buat siDalton dan calonnya (gk punya bebi)
hehe

agam Says:
Rabu, Januari 18, 2012

mampir

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@armae: dipersiapkan dari sekarang hehehe..
@nyooonn: haha,, kayaknya ada sesuatu deh antara kamu ama Dalton.. wkwkw
@agam: thanks berat

JIM Says:
Rabu, Januari 18, 2012

siipp... nice sob... thank yah dah mau kenalan... ^^

ShadowZ Space

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@Jeq: thanks berat sob

CDMA Says:
Rabu, Januari 18, 2012

gue mah emaknya.. soo nothing something :D
Dalton malah naksir elo. bahaha :D

Kampung Karya Says:
Rabu, Januari 18, 2012

@cristy: (tereak) saya masih normaaaaaaaaaaaaall

Unknown Says:
Kamis, Januari 19, 2012

wah idenya bagus tuh.. jd kepikiran pingin bikin.. :)

salam kenal yak ^_^
ku dah follback.. thanks

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!