Menahan Bulan dalam Dompet (Cerbung)

Senin, 23 Januari 2012
Share this history on :
Sumber Gambar

--Saya post ulang karena eksperimen kolom komen baru yang gagal membuat beberapa komentar hilang. Sekarang sudah normal kembali. Silakan menikmati--


Menahan Bulan dalam Dompet
Seorang pemuda berlari tergesa menuju sebuah ruangan. Setelah melepas sepatunya ia langsung masuk dan duduk diantara empat pemuda lain yang sudah membentuk lingkaran. Ia mengelap keringat yang mulai mencuat di dahinya dengan sapuan punggung tangan. Setelah nafasnya agak teratur, ia langsung merogoh saku bagian depan celana jeannya. Tak berapa lama, tangannya berhenti, sepertinya sudah menemukan apa yang ia cari. Ia mengeluarkan secarik kertas terlipat kecil berwarna putih.
Pemuda itu melirik teman di sebelahnya yang berbadan kurus dan berambut gondrong sebahu. Yang dilirik langsung merespon dengan berdiri dan menutup pintu ruangan yang tadinya masih sedikit terbuka.

"kunci saja!" Si gondrong menurut. Setelah merasa pintu terkunci dengan benar, ia kembali duduk. Tapi, tiba-tiba pemuda lain yang tepat berada di sebelah pembawa kertas nyeletuk, "Sepertinya sangat sensitif ya?"

"Bagaimana kau ini sobat? Kita ini hidup di negara yang berkedok demokrasi, tahukan kalau ideologi ini sering dijalankan hanya sebagai pencitraan di mata dunia?" pembawa kertas melantangkan ucapannya secara diplomatis

"Benar, contoh nyatanya Amerika!" seorang pemuda lain yang memakai kaos bergambar Donald Bebek menatap lekat pemuda yang mempertanyakan kehati-hatian forum itu. Pemuda pembawa kertas tersenyum, ia telah mendapat dukungan, "kita bisa lihat si Amrik berusaha tampak sebagai negara pembawa kedamaian dunia. Padahal, itu hanya trik agar tindakan mereka di luar koridor itu jadi tersamarkan!"

"hahaha kalau itu mah, pemimpin kita yang itu tu, kan senangnya pencitraan!" Pemuda terakhir, berwajah boleh lah. Untuk setakat boyband yang asal jual tampang sekarang ini, Ia jauh lebih imut dan unyu-unyu.

"Tapi kok rasanya kaya di masa-masa orde baru, harus sembunyi-sembunyi!" Sang pengkritik akhirnya bersuara lagi, "lha darimana kau tahu masa-masa itu? Emang kau hidup dijaman itu apa? hahaha" Si penutup pintu sepertinya menemukan kapasitasnya buat ngomong. Entah karena berkualitas atau sekadar rasa senang karena telah mendapat dukungan, ketiga pemuda yang lain ikut tersenyum hampir tertawa.

"Aku membaca!" Si pengkeritik mendiamkan sesuara tawa dan hampir tawa di ruangan itu.
"Apa hasilnya setelah kau membaca?" Si pembawa kertas mulai memainkan retorika menekan.
"Aku menjadi tahu!"
"Lalu apa yang terjadi setelah kau tahu?"
"Aku bisa memakai rasioku dengan baik!"
"Apa yang bisa dilakukan rasio?"
"Kau akan tahu cara menggunakan nafsu dan logika secara adil!"
"Lalu darimana kau tahu rasiomu itu benar?"

Si pengkritik terdiam sebentar. Pembawa kertas tersenyum bangga, ketiga teman yang lain kini memandang si Pengkritik. Dari sorot mata mereka, terlihat mereka lebih mengharapkan temannya itu mati kutu dan mengakui kekalahan.

Akhirnya yang ditunggu membuka mulut, "Nah, bagaimana wujud kebenaran itu sebenarnya, sobat?" Sekarang, ketiga pasang mata beralih pandang pada si pembawa kertas.

(bersambung)

QHI

"K3 mengucapkan selamat merayakan Imlek bagi yang merayakannya. Kutunggu angpao ditransfer langsung di nomor yang bisa anda lihat dibawah layar kaca!"

Related Posts by Categories

20 komentar:

eksak Says:
Senin, Januari 23, 2012

Budayakan Pertamax!
horey.., yg bc ini, isi dompetnya nambah! :)

Uswah Says:
Senin, Januari 23, 2012

akhirnya bisa komen juga.. alhamdulillah :)

ditunggu terusannya yah.. diskusi antar pemuda :) menarik :)

Uswah Says:
Senin, Januari 23, 2012

haduuuh tak kirain aku yang pertamax,, ga taunya eksak muncul duluan,,,,

femalebox Says:
Senin, Januari 23, 2012

Menahan Bulan dalam Dompet ???? = tanggung bulan ya.....

Kampung Karya Says:
Senin, Januari 23, 2012

@Eksak: haha horeeee pertamaaxx
@Uswah: premium aja ya.. haha.. Thanks ya tadi udah dikasi tahu.. :)

Kampung Karya Says:
Senin, Januari 23, 2012

@Femalbox: entah apa yang bakal terjadi nanti, kita lihat saja.. haha. cekidot tersu ya.. :)

BeST Says:
Senin, Januari 23, 2012

wkwk..gue bingung ama judulnya,,

nice post

Kampung Karya Says:
Senin, Januari 23, 2012

@belajar: haha.. sama bingung hihi

Shelomita Says:
Selasa, Januari 24, 2012

yah kok bersambung...apaan dong bentuk kebenaran itu?? hehe...

Nurmayanti Zain Says:
Selasa, Januari 24, 2012

hm, bagaimana wujud kebenaran itu?

Uswah Says:
Selasa, Januari 24, 2012

Sebenernya bukan ngasi tau tapi lebih tepatnya komplen.. Hahahaa.. Gimana ga kesel, uda ngeriview nih cerita, eehh waktu dikirim ga bisa ngeblank pula hape aku tampilan webnya. Trus coba onlen di leptop ternyata ga terkirim pula, coba komen lagi ga bisa lagi.. Waddooo.. Wehehee. Bener2 penuh perjuangan Ħ¹!¹н¹i¹:$:pĦ¹!¹н¹i¹:$:pĦ¹!¹н¹i¹:p:$Ħ¹!¹!

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 24, 2012

@Shelomita: hehe ini kan cerbung
NZ: hm, mari kita tunggu
@Uswah: paham. Dan, aku sekali lagi mengucap terimakasih, dan maaf.. :)

Unknown Says:
Selasa, Januari 24, 2012

lalu datanglah pemuda yang kelima, keempat pemuda itu serentak memandangnya, "hey. . .aku ini pemuda"

:p

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 24, 2012

@Kaito Kidd: menurut info pemuda kelima itu menamakan dirinya Prince of Rain...hehe

Rima Aulia Says:
Selasa, Januari 24, 2012

bagaimanakah kebenaran itu yang sebenarnya.........
penasaran kelanjutannya

stupid monkey Says:
Selasa, Januari 24, 2012

lho, kok saya gak ada disini, trus yang keberapa dong ^_^

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 24, 2012

@Rima Aulia: hehe saya juga penasaran haha
@Stupid Monkey: hahaha.. sabar antri dulu

Alaika Abdullah Says:
Selasa, Januari 24, 2012

sebenarnya kebenaran itu adalah begini...... #garuk garuk dagu...

sambil mikir gimana ya cara menahan bulan di dompet...? hehe

Kampung Karya Says:
Selasa, Januari 24, 2012

@Alaika Abdullah: hayooo! #ikutgarukpunggung. hehe

hm.. gimana ya?

sacha alicya syalizar Says:
Jumat, Januari 27, 2012

keren ,, makasih udah follow blog saya :)

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!