I'm a JUVENTINI

Senin, 04 Oktober 2010
Share this history on :

perkenalanku dengan Juve memang terbilang biasa, kebetulan saat itu rumah yang kukunjungi sedang menyetel salah satu stasiun televisi yang lagi menayangkan pertandingan Juventus--lupa versus siapa. saat itu aku masih kelas dua SMP--sekarang kuliah semester 03. bukannya aku selama ini tidak pernah menonton pertandingan sepakbola lainnya. tapi jujur kukatakan, itulah pertama kali aku mengeja nama sebuah klub tersukses di Italia bahkan Eropa, J U V E N T U S. lalu apa yang terjadi setelah ejaan itu kuselesaikan adalah kenyataan bahwa aku benar-benar kecantol, jatuh cinta, kesensem dan bahkan terkagum-kagum.

itulah Juventus
itulah La Vecchia Signora
itulah The Old Lady
itulah Si Nyonya Tua

sejak saat itu mulai kukenal nama-nama bianconarro--pemain Juve--yang masih aktif maupun yang sudah tercatat sebagai legenda. Sebut saja Del Piero yang tidak sombong, super golnya Juve si David Terezeguet, pilar lini belakang yang sempat menjadi kiper terbaik dunia, Buffon dan seorang punggawa yang tak kenal lelah dilapangan, Pavel Nedved. generasi yang kukenal saat itu memang menjadi pemegang estafet dari pendahulunya, sebut saja eranya Boniperti.





pada tahun 2006 malapetaka itu datang. Juve yang harusnya telah mengoleksi 29X scudetto yang artinya tinggal satu lagi menuju bintang tiga harus terhenyak dengan kemunculan perkara skandal calciopoli yang menuduh Luciano Moggi--direktur olahraga juve ketika itu--mengatur jalannya pertandingan dengan memanfaatkan jasa wasit. Skandal ini tidak hanya menimpa Juventus namun juga AC Milan dan Lazio. Alhasil, gelar scudetto Juventus dicabut dan diberikan ke Inter Milan yang menduduki peringkat ketiga--diposisi dua adalah AC Milan. Tidak hanya itu, gelar setahun sebelumnyapun harus dicabut dan 'juga' dicuri oleh Inter Milan. Skandal ini juga sebenarnya memunculkan nama lain yang 'kemungkinan' terlibat yaitu Presiden Inter sendiri, Moratti.

aku tidak akan bercerita lebih banyak tentang calciopoli, terlalu menyesakkan buatku mengingat Juve yang tengah jaya-jayanya harus terkena hukuman degradasi ke Serie B walau mereka kembali lagi ke Serie A Italia setelah satu musim disana. Aku bukannya ingin berpindah membela klub lain, malah rasa cintaku terhadap Juve semakin melangit walau banyak pemain top dunia pindah ketika itu, sebut saja Ibrahimovic dan Vieira.

now..............
kita sambut  New Juve with young squad

Juventus memang tidak mau main-main dengan proyek jangka pendek--sekedar membeli satu pemain bintang. keinginan manajemen adalah membangun tim yang siap menatap masa depan tidak sekedar angin-anginan, tapi konsisten disetiap musim. Dalam data statistik pun Juve duduk di posisi dengan skuad paling muda, apalagi setelah penjualan David Terezequet ke Hercules, Cannavarro ke klub Arab dan Poulsen ke Arsenal.

kesedihan pasti dirasakan para Juventini seluruh dunia dengan kepergian legend-legend yang sanggup bertahan walau Juve terdegradasi. Namun, bila langkah ini tidak berani diambil, Juve akan kesulitan memaksimalkan kekuatan, mengingat kondisi fisik dari pemain yang semakin menurun.

so, mari kita sambut dengan gembira dan dukungan penuh new bianconarronya JUVE

Simon Pepe
Bonucci
Marco Motta
Quagliarella
Milos'new nedved' krasic
Aquilani
Marco Storari
Rinaudo
Martinez

hopefully give a high dedication to u'r club

--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------

setelah sekian lama berkeinginan buat nonton bareng pertandingannya Juve akhirnya hasrat itu tepenuhi hari ini, tepatnya tadi pagi (01.45-04.15) dalam pertandingan spesial Derby d'Italia, mempertemukan kembali rival abadi, Inter Milan VS Juventus (04/10/10). Di kampus beberapa teman juga seorang Juventini, makanya kuajak untuk sekalian menonton tim kesayangan dalam laga penuh emosi tersebut.

jam 24.00 kami mulai berangkat mencari alamat tempat diakannya NonBar, di Jl. Setiabudi nomor 8 sukun, d'Barista Cafe. setelah mutar-mutar di sekitaran Banyumanik, Semarang. Kami belum menemukan alamat yang dituju sampai akhirnya aku teringat kalau di Undangan FB ada CP yang dapat dihubungi. Alhamdulillah berkat kebaikan Mas Giants kita dijemput disebelah pom bensin.

kami tidak merasakan ngantuk sama sekali sepanjang pagi, teriakan, nyanyian penuh semangat, candaan dan harapan menjadi kekuatan yang membuat tubuhku bergetar. Walau hasil akhirnya adalah seri 0 - 0, namun tidak bisa kulupakan momen pertama kali bergabung dengan juventini sejati di Semarang (JCI-Chapter Semarang).

setelah pulang, jersey hitam putih menggenang dikepalaku........
dan sekarang aku tidak ragu menjerit

I'M A JUVENTINI



FORZA JUVE



oleh: Qur'anul Hidayat Idris
040910
Semarang

Related Posts by Categories

0 komentar:

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!