Selebrasi gol Krasic ke gawang Catania (sumber) |
Melawat ke kandang Catania, Juventus diwarnai beberapa masalah. Antonio Conte tidak bisa memainkan Vucinic yang terkena kartu merah dan dihukum 1 laga, padahal pemain ini kerap menjadi oportunis yang sangat berbahaya di dalam kotak 12 m lawan. Selain itu, penampilan De Ceglie pada laga sebelumnya--melawan Bologna--mengecewakan. Kalau boleh dibilang, gol yang tercipta dari Bologna berawal dari kesalahan antisipasinya di dalam kotak penalti, sehingga menghasilkan tendangan sudut yang dikonversi menjadi gol. Conte tentu tidak ingin berjudi, karena sebelumnya De Ceglie juga membuat masalah dengan kartu merah yang didapatnya saat melawan Parma.
Pilihan bek kiri yang paling mungkin dipakai adalah Grosso. Penampilan pemain satu ini memang angin-anginan dan seringkali bermain buruk. Namun, Conte sepertinya jera menggunakan jasa De Ceglie, sehingga memakai Grosso mengawal posisi bek kiri saat melawan Catania.
Selain masalah di atas, sayap kiri Juve belum memiliki pemain yang benar-benar bisa diandalkan. Penampilan Giaccherini memang tidak buruk, tapi belum memuaskan. Alhasil pilihannya adalah Eljero Elia atau Estigarribia. Nah, untuk lawatan kali ini Conte akhirnya menurunkan Elia sebagai starter.
Dua Hasil Seri Beruntun
Juventus 1 vs 1 Bologna
Catania 1 vs 1 Juventus
Juventus membuang 4 angka dalam dua pertandingan. Performa punggawa Juve terlihat lebih menurun apabila dibandingkan ketika menghadapi Bologna. Kredit buruk pantas disematkan pada lini pertahanan dan para striker Juve. Pada pertandingan melawan Catania, lini pertahanan begitu gampang dimasuki para pemain sayap dan selalu gagal mengantisipasi passing dari lawan. Selain itu, kesalahan fatal juga dilakukan Giorgio Chiellini yang terlalu lama memainkan bola di daerah 12 pas, untung saja bola hasil rebutan gagal dikonversi menjadi gol karena kesigapan Gianlugi Buffon. Lichtsteiner juga sedikit menurun, ketika melakukan over-lapping ia sering terlambat untuk kembali ke posnya. Grosso? penampilannya sangat tidak memuaskan, intersep yang ia lakukan sering gagal dan sangat buruk dalam mengalirkan bola ke lini tengah.
Sampai pertandingan ke-4, striker Juventus masih belum menunjukkan kehausan dalam mencetak gol. Ini terbukti dari lebih banyaknya gol yang lahir dari para gelandang. Alessandro Matri pada pertandingan melawan Catania dijadikan ujung tombak penyerangan, dan terlihat sekali bomber yang dibeli dari Cagliari ini tidak mempunyai passion untuk bekerja sendirian. Matri memang harus didukung oleh striker lainnya, baik Vucinic atau pun Alessandro Del Piero. Nama terakhir, sang kapten sepertinya belum dihinggapi keberuntungan, beberapa peluang emas selalu gagal menjadi gol. Lalu bagaimana dengan Quagliarella? Sepertinya Antonio Conte harus mencoba striker yang juga oportunis ini sejak awal pertandingan, karena saat melawan Catania ia hanya diturunkan di menit akhir, dan gagal menunjukkan tajinya.
Boleh dikatakan, pada pertandingan kali ini semua pemain mengalami penurunan drastis dalam hal performa. Andrea Pirlo misalnya, umpan-umpannya terasa hambar dan seringkali tidak menemui sasaran. Pergerakannya pun sering terbaca dan diintersep lawan. Tapi pemain satu ini tetap bisa menjadi jendral pengatur tempo permainan. Krasic, walau pun mencetak gol sehingga membuyarkan kemenangan Catania, secara objektif bermain buruk. Tusukan dari sayap kanan mudah terbaca dan penguasaan bola yang mudah lepas. Banyak kesempatan yang gagal sia-sia karena kegagalannya menusuk jantung pertahanan dan umpan yang tidak akurat. Marchisio agak kehilangan tajinya, namun pemain ini tetap mampu menutupi area yang ditinggalkan Pirlo ketika menyerang. Arturo Vidal merupakan pemain pekerja keras, pergerakannya cukup baik, hanya dalam beberapa hal ia terlalu bersemangat sehingga mengalami beberapa benturan sampai harus diperban kepalanya. Tendangannya juga sering kelebihan power, termasuk peluang emas di depan gawang Catania. Pemain ini dapat dikatakan akan menjadi tumpuan Conte di partai ke depan.
Gianlugi Buffon, untunglah sang Superman melakukan tugasnya dengan sangat baik. 3 penyelamatan gemilangnya ketika merebut bola yang sudah berhadapan langsung dengannya. Cuma, kelemahannya adalah reflek yang menurun. Kredit juga pantas diberikan pada Simone Pepe, akselerasi pergerakannya cukup menusuk tajam ke jantung pertahanan lawan, sehingga seringkali merepotkan. Hanya saja, ia masih gampang diintersep ketika melakukan aksinya.
Menilik Klasemen
Juventus beruntung. Ya. Hasil seri tapi memimpin klasemen. Pertandingan tim yang sebelumnya di papan atas ternyata menjadi penyebabnya. Sebut saja Napoli, Cagliari dan Genoa yang mengalami kekalahan. Namun, kegagalan meninggalkan para pesaing perlu dicermati, karena keberuntungan seperti ini tidak setiap giornata terjadi.
Forza Juve
25 September 2011
Qur'anul Hidayat Idris
0 komentar:
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!