Sempat
terlintas pertanyaan di benakku, kenapa novel kedua dari Supernova diberi judul Akar?
Judul yang baik tentu dapat mengundang rasa penasaran bukan? Yup, dari sanalah aku kembali berkubang dengan yang dipikir dan sempat terpikir oleh Dee untuk menemukan jawabannya. Tidak begitu
nampak korelasi antara buku ini dengan serial yang pertama, Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh.
Namun, dengan membaca buku yang pertama, aku tak perlu beradaptasi begitu lama
dengan daya dan gaya berpikir Dee. Perlu kau tahu, ada keliaran di mata penanya.
19 [SUPERNOVA 2] Akar: Reinkarnasi
Diposting oleh
Kampung Karya
Minggu, 10 Juni 2012
Label: seni, puisi, artikel, cerpen, esai
resensi
19
komentar
19 Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh: Cermin Kebenaran dalam Sebuah Paradoks
Pukul
01.30 novel 318 halaman itu selesai kubaca—membutuhkan waktu 7 jam. Sampulnya
berwarna hitam dengan ilustrasi melingkar menyerupai jaring laba-laba. Aku
berkeringat—dalam arti sebenarnya—pun begitu dengan otakku. Novel berjudul Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh dikarang
oleh seorang selebritas (juga penyanyi) yang belakangan lebih akrab sebagai
seorang penulis. Dewi Lestari atau Dee berhasil menambah “perjalanan empiris”
tentang banyak hal. Mulai dari bifurkasi, fraktal, atractor asing, simulakrum
sampai pada pemahaman tentang “kesadaran” lokal dan nonlokal. Saat menulis ini,
dahiku mengerut.