"Lo Spirito Juve" Is Back

Rabu, 30 November 2011
Share this history on :
Sumber Gambar

Banyak Juventini di dunia maya yang menyebut Juve musim ini (2011/2012) mulai memperlihatkan kembali tajinya seperti mereka di era kejayaan, 1997-2004, terutama pada era kepelatihan Lippi. Sebagai Juventini 2000-an jelas tidak mengetahui detail era yang disebut-sebut tersebut. Namun, satu yang pasti era tersebut menampilkan sesuatu yang khas, lo spirito juventus, sebuah filosofi semangat pantang menyerah, mental baja hingga peluit panjang dibunyikan.

Pertandingan tadi malam melawan Napoli di kandang mereka, San Paolo (30/11/11) jelas menjadi ujian berat. Napoli beberapa tahun terakhir telah menjelma klub "penghancur para raksasa". Tak usah jauh-jauh, Inter dan Milan mereka hancurkan dengan skor telak 3-0 dan 3-1 di musim ini. Bahkan, di Liga Champion mereka terhitung klub underdog, menghancurkan Manchester City yang sedang on fire di kandang mereka dengan skor 2-1.

Barisan penyerang mereka jelas menakutkan, diisi pemain-pemain oportunis, punya kecepatan, dan skill individu mumpuni. Edinson Cavani, Lavezzi, Marek Hamsik, Goran Pandev adalah deretan nama yang menjadi tumpuan mesin gol mereka.

Keyakinan akan era baru itu diperjelas dari pertandingan ini. Memasuki stadion dengan animo pendukung fanatik Napoli menuntut ketenangan lebih. Hal ini sempat membuat permainan Juve sedikit kacau, semua lini sering membuat kesalahan, yang tentu saja dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemain Napoli. Menit 16, Pirlo yang biasanya flamboyan dan tenang menghadapi lawan membuat kesalahan, tekelnya tidak bersih, celakanya lagi itu di dalam kotak terlarang. Penalti untuk Napoli.

Juventini yang menonton masih bisa berucap syukur. Tendakan eksekusi Hamsik yang sudah masuk harus diulang karena ada pemain Napoli yang masuk ke dalam area eksekusi sesaat sebelum peluit dibunyikan. Hamsik sepertinya kaget sehingga melakukan tendangan 12 pas kedua dengan asal, bola mengarah terlalu tinggi di tengah gawang Buffon.

Hamsik membayar kegagalannya di menit 23, diawali skema tendangan bebas, Ia yang tak terkawal membuat jala Buffon bergetar dengan tandukannya. Juventus coba bangkit, namun mereka malah seperti "grogi" karena kerap melakukan kesalahan fatal. Kali ini kembali Pirlo yang tak beruntung, sapuannya untuk membuang bola malah membentur kaki lawan dan secara mengejutkan bergulir datang menuju kaki Goran Pandev yang dengan cepat melepaskan tembakan kencang, 2-0 untuk ketinggalan Juventus.

Nada pesimistis mungkin sudah menguap di pikiran Juventini, hal ini tentu beralasan karena Juventus sebelumnya belum pernah mengalami situasi tertinggal 2 gol tanpa balas terlebih dahulu, apalagi mengingat lawan kali ini cukup berat. Jeda babak kedua memang harus dimaksimalkan Antonio Conte untuk memberikan suntikan energi dan motivasi, agar harapan itu kembali muncul.

Tidak ada pergantian pemain yang dilakukan Conte. Namun, asa itu mulai terlihat dari "kegarangan" yang mulai terkonversi secara kolektif dalam sendi permainan Juve. Kesalahan diminimalisir dan Andrea Pirlo kembali pada performanya, sang jenderal lapangan tengah, pengatur tempo dan superstar dalam hal operan panjang jitu. Tak butuh waktu lama, 3 menit setelah kick off babak kedua, serangan cepat Juve membawa hasil, umpan crossing Arturo Vidal menuju Alessandro Matri yang tak terkawal, jarak De Sanctis--kiper Napoli--telat satu langkah dari Matri, kesempatan ini pun berbuah gol lewat suntikan kaki kanannya. 2-1.

Napoli sepertinya tesengat kembali. Mereka mengetatkan lagi tempo permainan, menjadi cepat dan agresif. Situasi semakin sulit ketika kemelut yang berawal dari salahnya antisipasi Bonucci menghadang operan Hamsik dikonversi menjadi gol oleh Goran Pandev. 3-1.

Juve menyerahkah? TIDAK. Mereka seperti orang kesetanan yang bahkan ngos-ngosan karena terus berlari menyongsong bola. Terlihat jelas bahwa ada keyakinan yang kuat bahwa apa pun bisa terjadi. Yup. Secara mengejutkan Marcelo Estigarribia yang notabene pemain baru membuat "ulah" dengan aksi individual di sisi kanan pertahanan Napoli, sedikit suntikan kaki kanannya sudah cukup mematikan langkah De Sanctis. 3-2.

What the Wonderfull Pepe? Pemain "golf" di lapangan sepakbola ini membuat pergerakan brilian dari tengah lapangan, solo runnya mengejutkan pemain bertahan lawan, mereka seperti terpukau, bahkan Hernandes malah memberi keberuntungan buat Pepe karena malah "mengoper" bola yang sempat jatuh di kakinya. Pepe menjawabnya dengan sepakan sudut kanan jauh gawang Napoli di menit 79. 3-3.

***

Inikah Lo Spirito Juventus? Semangat tak menyerah hingga akhir, berkeringat, ngos-ngosan, berlari dan terus berlari. Percaya akan masih adanya kemungkinan-kemungkinan dalam sepakbola. Satu yang juga penting, keberhasilan kolektif, saling percaya dan dan respek antar pemain. Sambutlah Juve era baru hei, Juventini!


Qur'anul Hidayat Idris
"Juventini yang belajar apa adanya!"

Related Posts by Categories

0 komentar:

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!