INFERIORITAS

Jumat, 09 November 2012
Share this history on :


Apa peninggalan para penjajah pada bangsa ini yang masih kekal dan awet sampai sekarang? Bukan bangunannya karena sudah banyak juga yang rubuh, bukan makanannya karena sudah banyak makanan baru yang menggantikannya. Apa itu? Tak lain mental inlander dan inferioritas. Pada dasarnya sikap ini memandang tinggi bangsa-bangsa luar, sebaliknya menganggap dirinya—bangsanya—lebih rendah dari bangsa lain (terutama terhadap bangsa-bangsa Barat).


Konon, sikap inilah yang membuat kita selalu terus-terusan tertinggal dari bangsa lain. Kita beralasan, “yah, kita baru di sini mereka sudah sampai sana.” Ini yang nancap di pikiran bangsa ini. Kita selalu berpikir bahwa sudah “kodratnya” kita berada di belakang bangsa-bangsa lain. Persoalan mengejar ketertinggalan? Itu seperti utopia saja.

Contoh kecil, lihatlah betapa bangsa ini malu dengan identitas kebahasaannya. Kita selalu “malu” untuk berbahasa asing apa adanya dengan logat khas Tegal, Medan, atau Jawa misalnya. Kita selalu mencoba meniru 100 % logat mereka supaya dianggap keren. Padahal kita sebenarnya punya contoh nyata, lihatlah bahasa asing Jepang, dengan sekali tarikan nafas lawan bicara akan tahu bahwa itu “orang Jepang yang sedang berbahasa asing”.

Hal lain yang menunjukkan inferioritas itu adalah dengan peliputan secara intens Pemilu AS yang baru-baru ini dilaksanakan. Apa sih untungnya masyarakat Indonesia dijejali muka-muka penguasa negeri Paman Sam itu? Apakah dengan meliput itu ujug-ujug AS akan berhenti “menyedot” tambang emas lewat Freeport? Pemberitaan itu semakin menegaskan bahwa ada sikap bangsa ini yang “mengidolakan mereka sebagai penguasa”. Yap, lalu siapa yang perlu disalahkan ketika bangsa ini sendiri yang menakbirkan bahwa merekalah penguasa dunia?

Saya tak habis pikir, bahkan tak habis pikir kenapa saya tak suka dengan band-band di Indonesia. Tanya kenapa? Loh!


Semarang, 9 November 2012
Qur’anul Hidayat Idris
sumber gambar di sini
follow my twiiter

Related Posts by Categories

1 komentar:

novi rahantan Says:
Rabu, November 14, 2012

inferior...


mental yang dipupuk selama berapa tahun penjajahan?

dan sekarang belum luput juga...

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!