untuk mendukung tulisan ini anda bisa mengapresiasinya di sini http://lombablogkpk.tempo.co/index/tanggal/818/Qur'anul%20Hidayat.html
Satu pertanyaan penting yang terlebih dahulu harus saya jawab sebelum menggerakkan roda pemberantasan korupsi melalui KPK di Indonesia adalah: Apakah korupsi dikarenakan mental bangsa ini sudah sedemikian bobrok atau karena adanya sistem yang membuka lebar kesempatan untuk melakukannya?
Mencoba
untuk tidak klise, saya menjawab, “Ya! Korupsi di Indonesia memang dikarenakan
mental bangsa ini sudah semakin bobrok. Tambah mengkhawatirkan karena sistem memberi
celah bagi koruptor. Ironisnya sistem pulalah yang menutup jalan bagi pemberantasannya.”
Maka,
cara terbaik pemberantasan korupsi adalah dengan “mencabut” korupsi sampai ke akar-akarnya.
Untuk itu, saya akan melaksanakan dua kerja berkelanjutan, preventif dan represif. Menurut KBBI preventif berarti tindakan yang sifatnya mencegah. Sedangkan represif selain berarti represi (menekan, mengekang, menahan) juga punya arti menyembuhkan.
Untuk itu, saya akan melaksanakan dua kerja berkelanjutan, preventif dan represif. Menurut KBBI preventif berarti tindakan yang sifatnya mencegah. Sedangkan represif selain berarti represi (menekan, mengekang, menahan) juga punya arti menyembuhkan.
Langkah
konkritnya adalah:
1.
Tindak Preventif
· Menyebarkan
selebaran berisi narasi tentang kejujuran kepada semua keluarga di Indonesia.
· Menggalakkan
kantin jujur di sekolah-sekolah dengan memberi penghargaan bagi siswa/i jujur.
· Memperbanyak
narasi tentang kejujuran pada pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
· Memperbaiki
dan memperkuat kualitas SDM yang ada di tubuh KPK.
2.
Tindak Represif
· Memperbaiki
sistem audit dengan asas transparansi.
· Memberikan
dampak secara ekonomi (menyita harta kekayaan) dan sosial (menciptakan stigma)
bagi pelaku korupsi.
· Tidak
hanya terfokus pada pemberantasan korupsi di kota-kota besar, tapi juga fokus
di daerah-daerah yang sering luput dari pantauan KPK.
· Kasus
korupsi masa lalu tetap diusut dan tak dianggap kadaluarsa.
Salam,
Qur’anul
Hidayat
0 komentar:
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!