[SUPERNOVA 2] Akar: Reinkarnasi

Minggu, 10 Juni 2012
Share this history on :


Sempat terlintas pertanyaan di benakku, kenapa novel kedua dari Supernova diberi judul Akar? Judul yang baik tentu dapat mengundang rasa penasaran bukan? Yup, dari  sanalah aku kembali berkubang dengan yang dipikir dan sempat terpikir oleh Dee untuk menemukan jawabannya. Tidak begitu nampak korelasi antara buku ini dengan serial yang pertama, Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh. Namun, dengan membaca buku yang pertama, aku tak perlu beradaptasi begitu lama dengan daya dan gaya berpikir Dee. Perlu kau tahu, ada keliaran di mata penanya.

Dee menyuguhkan tokoh-tokoh misterius dalam novel ini. Tokoh dengan identitas tak sempurna, layaknya titipan dari langit yang jatuh di bumi. Seperti yang satu ini, pria berkepala plontos dengan tulang yang menonjol di belakang kepala (membuatnya terlihat seperti monster), ia tak punya rumah menetap, tak tahu tanggal lahir juga dari rahim mana ia lahir, dan menjadi salah satu anggota komunitas punk. Satu hal yang ia tahu adalah namanya, Bodhi Liong.
Dalam punk scene—komunitas punk—yang dibentuk oleh Bong, pria tak terurus namun penuh “ledakan”. Bong selalu berapi-api ketika menjelaskan tentang pemikirannya akan persoalan-persoalan hidup. Baginya, anarkisme bukanlah dengan cara pengrusakan, namun ditunjukkan dengan sikap egaliter dalam sebuah kelompok. Ia membenci kemapanan, itulah yang ia tularkan kepada anggota-anggotanya yang tak mengerti makna sejadi menjadi anggota anak punk.

“Kita harus percaya kalau semua orang sama. Ya, perempuan, ya, laki, ya, orang China, ya, normal, ya, homo. Semuanya sama. Patriotisme itu taik. Perang itu goblok. Media massa apalagi. Mereka Cuma butuh uang. Nggak Cuma di sini, tapi di seluruh dunia...” (Akar, Dee: hlm. 31)

Manusia selalu hidup di benang perbatasan antara waras dan gila, antara kata mutiara dan umpatan durjana adalah manusia paling kesepian. Lautan manusia lain hidup nyaman di arena “wajar-wajar saja”. Bukan aku. Aku hanya bisa memandanginya macam gelandangan di bukit sampah menatap gedung apartemen mewah. Seperti Pluto nan beku menatap bumi nan biru. Namun, kita sama-sama manusia atau... bukan? (Akar, Dee: 26)

Bodhi memiliki tugas orientasi terhadap anggota baru komunitas mereka. Ia dikenal seorang yang pandai melakukan meditasi, tak hanya untuk dirinya tapi juga terhadap orang lain. Meditasi yang ia lakukan dengan cara bercerita dari awal ia ditemukan hingga ia bertemu dengan jalan hidupnya yang lain, mengenal Akar yang tak berwujud.
Bodhi yang baru belajar jalan ditemukan Guru Liong—seorang biksu, nama sebenarnya Zang Ta Long—di Wihara Pit Yong Kiong, Lawang. Guru Liong kemudian mengangkatnya sebagai murid sekaligus anak angkat di wihara tersebut. Nama Bodhi—yang terdengar mirip Budha—adalah pemberian dari Guru Liong, baginya Bodhi bukanlah sembarang bayi, karena sebelum ditemukan ia sudah mendapat kabar lewat mimpinya setiap hari selama seminggu.
Guru Liong mengajarkan Bodhi segala hal, dari mulai cara beribadah, melafalkan do’a-do’a, belajar wushu, bahkan ia disekolahkan. Selama delapan belas tahun berada di wihara, Bodhi mengalami masa-masa sulit karena keanehan yang melandanya. Ia bisa melihat benda-benda kasat mata seperti kuman-kuman di makanannya. Ia juga bisa menjadi binatang yang bersitatap dengannya, bahkan seekor lalat. Perubahannya tak mulus, ia harus mengalami kejang-kejang ketika mengalami perubahan-perubahan. Hingga akhirnya ia berpikir bahwa di masa lalu ia telah melakukan begitu banyak kesalahan sehingga ia harus mencecapi “neraka” di dunia, sebagai bentuk reinkarnasi.
Ia memutuskan untuk meninggalkan wihara. Dengan berbekal tasbih kayu yang diberikan Guru Liong ia menyinggahi banyak tempat. Ia pun dengan hasil bekerja sebagai cleaning service dan passport palsu yang dibikinnya dari seorang pria tua kemudian pergi ke Malaysia dan menetap lama di Thailand. Di negara kedua itulah ia mulai mengenal siapa dirinya. Hal itu tak lepas dari perkenalan misteriusnya dengan Kell dan Star.
Kell si pengelana yang juga tukang tato tertegun melihat Bodhi saat pertama mereka bertemu. Ia seperti menjumpai dirinya yang hilang. Ternyata bagi Kell Bodhi adalah orang terakhir dari tugasnya “terlempar” ke dunia. Loh kok bisa? Akibat suatu kejadian, Kell mengalami rajahan (tato) di hampir seluruh tubuhnya. Tato itu berjumlah 616, Kell kemudian harus membagikan tato itu satu per satu kepada orang yang “dipilihnya”. Hingga hari itu, ia merasa Bodhi adalah orang yang ke 616. Bukan sekadar memilih, Bodhilah yang akhirnya akan membebaskan dirinya dari dunia dengan merajah satu tato lagi hingga berjumlah 617, menjadi 618 dengan rajahannya ke tubuh Bodhi.
Setelah pandai mentato, Bodhi masih belum menemukan “gambarnya” di tubuh Kell. Hingga ia bertemu Star yang menunjukkannya jalan bahwa ia akan memilih Star Tedrahedron, geometri suci yang melukiskan siklus dasar sel membelah diri. Maka sekarang tato itu berjumlah 617, tinggal Bodhi yang harus menemukan tato yang akan dirajahnya ke tubuh Kell. Sebelum itu terjadi mereka kemudian berpisah.
Ada bekas berharga yang ditinggalkan Kell di benak Bodhi, yaitu konsep tabur lalu berakar. Bagi Kell ia adalah seorang penabur, sedangkan Bodhi hidup untuk berakar. Terpampang jelas kalau tugas-tugas itu lahir dari reinkarnasi yang mereka percayai. “Tugas saya menabur. Tugasmu berakar. You are the Last One. Dan, kamulah perajah tato ke-618 di tubuh saya.” (Akar, Dee: hlm. 74).
Selanjutnya kita akan dibawa Dee pada petualangan Bodhi. Ia yang sempat menjadi turis di Laos. Kembali lagi ke Thailand karena merasa didatangi Guru Liong. Terjebak di Pailin, tempat di Kamboja yang masih bergejolak. Berhasilkah Bodhi menemukan kembali Kell dan merajah tato terakhirnya? Lalu siapa Akar yang tiba-tiba memberi tanda kemunculan di akhir cerita? Anda harus membacanya sendiri. :D

***

Setelah memberikan banyak pemahaman tentang “fisika-filsafat” di serial Supernova pertama, Dee lewat serial keduanya hadir dalam konsep-konsep Budhisme. Manusia, haruslah menyelesaikan atau menuntaskan tugas akibat dari perbuatannya di masa lalu. Bereinkarnasi kembali ke dunia dalam kemisteriusan. Buku setebal 256 halaman ini jika dibandingkan dengan serial pertama lebih ringan dengan konsep-konsep yang dijelaskan secara mengalir.
Pembaca seperti melihat pengalaman hidup seseorang yang di tubuhnya telah tertanam sebuah tugas yang harus ia selesaikan. Hal yang lebih berat di buku ini tentu saja perpindahan latar di berbagai negara. Dee menyelesaikan itu cukup baik.
Kenapa hanya sekadar cukup baik? Karena Dee masih belum mengeksplor banyak hal dari setting untuk dapat berkonstruksi di pikiran pembaca. Padahal, jika pembangunan setting lebih detil lagi, pembaca akan semakin keasyikan dan terbuka mata memandang dunia. Juga penggambaran wilayah bergejolak yang tak sepenuhnya tertransfer. Namun, bisalah kubilang Dee menyelesaikannya cukup baik.
Kelebihan buku ini adalah jalan cerita yang tak tertebak. Fragmen-fragmennya tersusun secara mengejutkan. Tak ayal, ketegangan sering dirasakan dan menjadikan bacaan ini tak bisa dilepaskan karena rasa penasaran.
Berikut beberapa petikan menarik.

“Tidakkah manusia itu lucu, Bodhi? Selama hidup mereka konstan mengeluh dan mengaduh, tapi begitu hidup ingin menarik diri, mereka tak pernah rela” (Akar, Dee: hlm. 109-110).

...dunia ini nisbi, sekalipun daun ganja sama hijau (Akar, Dee: hlm. 147).

...life is all about how to control aur minds, and how to make use of our limited knowledge (Akar, Dee: hlm. 156)

“Satu-satunya cara untuk mengetahui asal usulmu adalah keluar, lalu kembali. Kamu pikir si Adam itu tahu dirinya istimewa kalau tidak dibuang dulu ke bumi?” (Akar, Dee: hlm. 157)

“...hidup ibarat memancing Kali Ciliwung. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu dapat: ikan, impun sandal jepit, taik, bangkai, dan benda-benda ajaib lain yang tak terbayangkan. Dan, nggak perlu dibayangkan. Jangan pernah tebak-tebakan dengan Ciliwung tentang isi perutnya...” (Akar, Dee: hlm. 244)

Qur’anul Hidayat Idris
10 Juni 2012

Related Posts by Categories

19 komentar:

Enny Law Says:
Minggu, Juni 10, 2012

wah sepertinya buku'a menarik
meski belum pnh baca buku sblm'a

Kang Muroi Says:
Minggu, Juni 10, 2012

wah dari sinopsisnya kayanya bagus novelnya sob, jadi kepengen beli

trims infonya, maaf baru mampir lagi

Iska Says:
Minggu, Juni 10, 2012

wah saya membaca dan bingung :D

affanibnu Says:
Minggu, Juni 10, 2012

saya harus cari bukunya!

stupid monkey Says:
Senin, Juni 11, 2012

bener2 imajinasi liar sang penulis ya sob :D

naturalzine Says:
Senin, Juni 11, 2012

belum ada disini sob novelnya.. dari sinopsisnya bagus sepertinya itu novel

Anonim Says:
Senin, Juni 18, 2012

wah, bakal beli akar deh. thanks sharing nya ya.
:)

Outbound di Malang Says:
Senin, Juni 25, 2012

Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

Vita Ayu Kusuma Dewi Says:
Sabtu, Juni 30, 2012

Assalamu'alaykum..kawan gimana kabarnya?lama tak kunjung?

vie_three Says:
Minggu, Juli 15, 2012

hwaaaa..... langsung tancap gas ke toko buku beli nih novel.... *ngiler*

Anonim Says:
Selasa, Juli 31, 2012

benarbenar keren dan menarik,,pembaca seperti ikut terlarut dalam kepribadian Bodhi.

rumahkomik Says:
Selasa, Agustus 14, 2012

numpang baca2 gan.. sep gan..

Aksatriya Diwangkara Nusantara Says:
Senin, Agustus 20, 2012

blog walking gan :)
www.3nura.blogspot.com

Vita Ayu Kusuma Dewi Says:
Kamis, Agustus 23, 2012

Pandanglah sesuatu juga dari sudut pandang orang lain, jika itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin itu juga menyakiti orang lain itu juga,semangat pagi kawan - kawanku :) selamat beraktivitas....

cara pemesanan trica jus Says:
Jumat, September 14, 2012

(y)

peex Says:
Selasa, September 18, 2012

AKAR ! episode supernovq yg paling keren !Wajib Baca !

trica jus Says:
Rabu, September 19, 2012

subhanallah

Unknown Says:
Selasa, Oktober 30, 2012

thanks gan infonya
bisa buat tugas referensi

Unknown Says:
Kamis, Juli 11, 2013

Novel yg misterius.
Tp asik dibaca.

Bodhi adalah pembaca.
Pembaca adalah bodhi.

Sukses trus...

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!