Sulit untuk mendeskripkan jenis perasaan seorang Nurdin Halid, ditengah begitu banyak hujatan, ketidakpuasan, caci maki, dan segala macam aksi penolakan keberadaannya di PSSI, beliau masih tetap tidak mau turun dari kursi kekuasaannya. Apakah ini dikarenakan beliau sudah minum jamu anti-malu atau masih merasa dirinya benar atas semua yang secara berjamaah disebut SALAH?
Kegagalan TimNas di Piala AFF semakin memerlihatkan bagaimana kegeraman masyrakat sudah di ubun-ubun dan kini sedang meledak. Supporter kita mungkin bisa menerima kegagalan dengan wajar apabila proses perjalanan dalam kompetisi tersebut menunjukkan semangat bersepakbola yang memabangun dan tidak dicampurbaurkan dengan urusan luar bola. Langkah TimNas yang kelihatannya mulus di awal-awal telah dijadikan ajang menyelipkan intrik politik, berbagai lambang politik menginginkan dirinya disebut sebagai bagian dari keberhasilan, dan tidak bisa dipungkiri ini adalah ulah NH dan jajarannya.
Apa urusannya pemain menemui Bakrie dengan sangat menyedihkan; bersalaman, foto-foto, makan. Padahal mereka masih dalam kompetisi yang belum jelas keberhasilannya. Toh, kalau pun ada yang ingin menyumbangkan sesuatu ke TimNas, itukan keinginannya bukan keinginan TimNas, kenapa harus mengucapkan terimakasih secara berlebihan? Jangan-jangan suatu saat TimNas kita bisa dibeli oleh orang-perorangan dan menjadi TimNas Swasta. (haha)
Secara logika saja, pantas apa tidak seorang bekas narapidana dengan tindak korupsi malah menjadi orang penting di negeri ini? Mungkin yang mendukung Nurdin bisa dengan klise menjawan, “oh, diakan sudah bertobat!”. Pertama, tahukah anda dengan isi hati orang, sedangkan yang putih saja bisa jadi hitam apalagi yang hitam? Kedua, ini bukan negara toleransi, kita negara hukum! Camkan itu.
Beberapa berita mengembirakan muncul di media-media berita sepakbola, salah satunya dari duniasoccer.com. Djoko Susilo yang berbicara langsung dengan Sepp Blatter yang tak lain adalah ketua FIFA menyatakan penolakan Federasi Sepakbola Asia untuk bakal calon yang terlibat masalah hukum. "Blatter tegaskan Nurdin Halid tidak boleh mencalonkan diri lagi menjadi Ketua Umum PSSI. FIFA tidak memperbolehkan seorang yang pernah terjerat kasus hukum memimpin asosiasi sepak bola suatu negara," ungkap Djoko Susilo. Beliau menambahkan kalau pencalonan dan pemilihan dengan calon bermasalah tersebut tetap dilakukan, maka FIFA tidak men-sahkan hasil tersebut.
Ini merupakan angin segar bagi Anti-Nurdin yang tidak ingin do’I mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum PSSI. Berita ini tentunya bisa membuat panas kuping NH dan pendukung-pendukungnya. Tapi kita tidak tahu kedepannya, orang seperti NH biasanya selalu bermanuver dan mengejutkan semua orang. Namun setidaknya ada pihak resmi sekelas FIFA yang jadi batu sandungan pencalonan dirinya.
So, mari kita saksikan pertarungan seru antara Nurdin Halis VS FIFA. Siapakah pemenangnya?
Semarang, 09 Maret 2011
Qur’anul Hidayat Idris
sumber gambar : klik di sini
Nb: “anda tersinggung, saya tersungging”
0 komentar:
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!