Pengetahuanku tentang Juventus tidaklah seluas teman-teman juventini lain, atau aku dikatakan bukanlah juventini sejati. Namun akulah yang paling tahu seberapa besar kecintaanku terhadap Juventus. Aku memang tidak selalu aktif di Fans Page para juventini untuk meng-update berita atau sekedar menulis ‘FORZA JUVE’. Ketika Juventus kalah, kurasakan energiku berkurang lebih dari 50 %, ditambah kebahagiaan tifosi lain yang timnya meraih kemenangan. Apa yang terjadi?aku tetap dan akan selamanya Juventini.
Musim 2010/2011 adalah salah satu yang terburuk, bahkan lebih buruk dari musim sebelumnya. Statistic pencapaian terlalu inkonsisten, kemenangan sering lari setelah sempat singgah sebentar. Siapa yang perlu disalahkan? Aku tidak tahu kondisi konkret di sana (Turin), namun aku tetap mengatakan salah satu faktor penyebabnya adalah pelatih. Luigi Del Neri belum mampu memberikan asupan mental kepada pemainnya yang sebenarnya adalah talenta dan bakat hebat dunia. Mereka adalah bahan, baik atau tidak atau enak atau tidaknya tergantung koki, bahkan bahan yang jelek pun bila ditangani oleh koki yang baik akan menghasilkan hasil yang baik.
Aku setuju dengan kata presiden Juventus, Andrea Agnelli “Sejarah Juve tidak akan berubah hanya karena satu atau dua pertandingan…” yup, memang tidak ada yang bisa terus di atas dan selamanya di bawah. Juventus tetaplah Juventus, tidak ada lagi yang meragukannya sebagai raksasa Italia dan dunia, hanya ia sedang mengalami pancaroba. Yang harus diingat, semakin dalam keterpurukan semakin sulit untuk bangkit. Manajemen harus serius dan mengambil langkah cerdas untuk segera menaikkan kewibawaan Juventus dan mengembalikan kebanggaan para Tifosinya.
Juve dengan sisa 11 laga harus segera mengganti pelatih, itu adalah langkah konkret pertama yang harus dilakukan. Pergantian pelatih memang bisa menimbulkan berbagai kemungkinan. Pertama, perlunya penyesuaian baru yang bisa berakibat fatal buat musim ini dengan hasil yang bisa saja lebih buruk. Kedua, pelatih baru dapat memberikan apa yang tidak diberikan oleh pelatih sebelumnya, dan perubahan strategi bisa mengejutkan lawan. Ketiga, mengganti pelatih secepatnya akan memberikan opsi yang lebih baik untuk musim selanjutnya, bila terbukti pelatih baru sanggup mengangkat performa maka manajemen tidak perlu mencari pelatih lagi dan penyesuaian permainan pun semakin kompleks.
Ini hanya analisis sederhanaku saja, semoga manajemen bisa melakukan langkah yang lebih baik. Salah satu yang tidak aku sukai dari Juve musim ini adalah terlalu banyak mengincar pemain dengan hasil 0. Nama-nama seperti Agger, Pazzini, Edin Dzeko, Berbatov bahkan Torres sempat santer terdengar di pertengahan musim kemaren, namun kenyataannya nihil. Juve hanya mampu memboyong Berzagli dan Luca Toni yang tergolong sudah ‘veteran’, khusus nilai spesial buat Alessandro Matri. Sewaktu kompetisi sedang berjalan sekarang ini saja, Juve telah dikabarkan mengincar Mascherano, Bojak, Bastos, dll. Jika ini menjadi kenyataan, so great. Tapi jika nantinya kembali bernilai nihil, lengkaplah sudah pengharapan Juventini. Secara jujur manajemen harus mengakui kemahiran Liverpool, tanpa gembar-gembor secara tiba-tiba mereka mendatangkan Luis Suarez dan Andy Carroll yang mampu meningkatkan dan merubah hasil pertandingan.
Semakin lama aku menjadi Juventini, semakin aku mengerti bahwa kesetiaan pada satu tim yang kita dukung adalah bentuk kesetiaan dan kebersatuan hati. Aku akan bergembira dan tersenyum ketika Juve menang dan akan tetap menegakkan kepala ketika Juventus kalah. Aku harus belajar untuk tetap meyakinkan kepada orang lain bahwa Juventus adalah Juventus, bukan yang lain. Tidak ada yang bisa mengubah ini, karena aku telah ditakdirkan sebagai juventini.
Musim ini menyisakan 10 laga, aku berharap ini bisa maksimal (optimis) mendapat poin 30 poin. Setidaknya memerbaiki posisi di akhir musim, syukur kalau masuk zona liga champions atau kualifikasinya.
Oh ya, sebagai Juventini kita patut berbangga, karena musim 2011/2012 adalah hari dimana Juve mulai menggunakan stadion baru (belum jelas namanya). Semoga ini bisa menjadi suntikan semangat dan menambah pemasukan klub
So, I’m Still Juventini Forever
Semarang, 07 Maret 2011
Qur’anul Hidayat Idris
0 komentar:
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!