Siang tadi kabar resmi tentang batalnya kedatangan Lady Gaga di Indonesia menghebohkan media elektronik maupun media-media sosial. Pihak promotor menyanggupi untuk mengembalikan biaya pembelian tiket 100 persen. Sebelumnya saya masih percaya kalau konser ini akan tetap dilaksanakan karena kuatnya desakan dari pihak yang merasa "pembatalan konser terlalu mengada-ngada". Lalu saya terkaget-kaget mendapati fakta kalau "suara minoritas" telah menjinakkan "otoritas".
Alasan kritik yang muncul dari rencana datangnya Lady Gaga ke Indonesia adalah "isu setanisme" dan "vulgaritas". Pengerucutan dari kedua alasan tersebut adalah anggapan bahwa yang akan dibawa Lady Gaga ke Indonesia "bukan budaya kita". Saya kemudian bingung, budaya Indonesia itu seperti apa sih? Jika hal tersebut bukan Indonesia, bagaimana dengan (maaf!) penyanyi dangdut yang menurut saya lebih vulgar dari si Gaga. Kemudian, apakah korupsi juga merupakan budaya kita (Indonesia)? Tolong dijawab!
Saya bukan pro pada penyanyi yang memang nyentrik itu. Apa yang ingin saya sampaikan adalah "betapa bangsa ini terlalu suka mengurusi hal yang besar dan beriak di luar saja. Padahal, di baliknya tesimpan kebobrokan yang semakin kusut." Bangsa ini terlalu sibuk dengan sensasi sehingga melupakan realitas sesungguhnya yang seharusnya dihadapi.
Demokrasi? Beginikah sejatinya dekokrasi?
au ah.
QHI
sumber gambar: klik di sini
6 komentar:
Minggu, Mei 27, 2012
eh, iya, kak...
tapi gak ngertu ah..
saya juga gak suka ngurusi hal2 seperti itu...
Minggu, Mei 27, 2012
Sama ane juga bingung, sob! Knp minoritas itu gak nyisir abis yg ada di dalem negeri dulu? Whoammm... Bingung!
Senin, Mei 28, 2012
begitulah Indonesia
tapi seenggak'a Lady Gaga gak jadi ke INA, baguslah :D
Senin, Mei 28, 2012
Jika "sampah" dalam negeri ini belum bersih, apakah layak dijadikan alasan untuk mengimpor sampah dari luar..?? Suara minoritas, minoritas yang mana..?? maaf, saya senang Lady gaga Batal ke Indonesia :)
Senin, Mei 28, 2012
Tapi aku juga heran kenapa pula Lady Gaga itu begitu menyedot perhatian, uuhhh... sensasi tak sehat ya :(
Senin, Mei 28, 2012
denger2 sih ini bukan cuma masalah setanisme dan vulgaritas aja, tetapi ada persaingan antar promotor, promotor yang kalah itu katanya punya anak penguasa di negeri ini dan dia ga terima kalau dia kalah bidding, makanya dia jegal, katanya sih fpi cuma dijadikan martir aja, ga tau deh :)
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!