BEBERAPA SESAJI BUATMU

Jumat, 04 Februari 2011
Share this history on :

mari berlabuh di sebait puisi

mendendangkan luka-luka lama

tanpa beranjak

kita mencabuti akar perindu

yang kau tanam tanpa ampu



mari berlabuh di sebait puisi

tikam tikam yang dalam

di dadaku

ada sebatang dadamu

(malam) rindang

dan parang tergenang



mari melabuh di sebait puisi

di sampan kita bercinta

melihat siluet dosa-dosa

merampungkan iman yang terjera

menampung air langit mata

kita

adalah kembali dosa

saat bercinta



mari melabuh di sebait puisi

dari panca

ke yang bukan setya

kita redam amuk di jalan

seperti lagu luka saat sesat tersesat

'kemana bau hujan?'

disana hanya redam

darah redam

berwarna legam



meri melabuh di sebait puisi

mencandu cumbu tubuhmu

menghirup aroma kopi kesadaran

'kita tak semakin kokoh berada di tembok'

dan jelata

akan menjadi rata oleh tanah

sebab kematian

hanya soal singgah



mari terlabuh di sebait puisi

dan kita terjaga

kala malam belum usai

bertanya, "kapan bulan ke perutmu!"



mari terlabuh di sebait puisi

meneroka lebam di bibirmu

yang memberkas bibir

aku terkilir

.

.



mari kucium kau sekali lagi

ditengah percintaan penuh dosa

(puisi)







Semarang, 04 Februari 2011

Qur'anul Hidayat Idris

Related Posts by Categories

0 komentar:

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!