LPM HAYAMWURUK Kedatangan Wajah-wajah BARU!

Kamis, 07 Oktober 2010
Share this history on :
Raker IX Hawe di Kopeng

info dikit :
Sebenernya sih pengen ngepost about new personil of Hayamwuruk itu kemaren, pas benerkan waktunya! Berbagai kejadian masih nyimpen banget di kepala. Namun ya sudahlah, karena tugas kuliah yang harus lebih dahulu diselesaikan. Makanya hari ini akan kucoba menceritakan garis besar acara kemaren.


Kampus FIB (06/10/10) memang tampak seperti biasanya. Kesibukan mahasiswa yang sedang kuliah atau yang lagi nongkrong di Joglo FIB Undip menjadi ciri khas tak tergantikan setiap harinya. Letak kampus yang berhadapan langsung dengan jalan raya pun membuat bunyi bising selalu setia menghuni dari ujung ke ujung pendengaran.

Kepadatan kampus memang bertambah dengan datangnya MaBa (Mahasiswa Baru) yang telah menjadi bagian civitas akademika Undip, otomatis kesesakan yang memang sudah mencapai batas menjadi semakin menjadi-jadi. Untunglah itu terobati dengan adanya kabar menggembirakan bahwa bangunan kampus Tembalang sudah rampung, bahkan sudah pula diresmikan dalam rangkaian Lustrum IX FIB Undip tanggal 27 September 2010. Menurut keterangan Bpk Mujid, PD III FIB Undip, bangunan kampus baru di Tembalang sudah siap huni dengan properti atau kelengkapan di dalamnya, namun ada beberapa hal yang menyebabkan kepindahan direncanakan baru terealisasi dalam bulan Januari 2011. Salah satu penyebabnya adalah belum tersedianya ruang parkir kendaraan dan jaminan keamanan.

Menjadi mahasiswa tidak hanya menemui setumpuk materi dan tugas yang memusingkan, namun ada medium belajar yang materinya tidak berkurikulum dan tidak tersedia di ruang-ruang kuliah, bernama ORGANISASI. Keikutsertaan dalam organisasi murni keputusan pribadi tanpa ada paksaan dari siapa pun, tergantung kemauan mengembangkan diri, sebab materi kuliah tidak cukup untuk menlahirkan pribadi tangguh, bermutu, cakap, terintegrasi, kompeten dan bersaing dalam jenjang karir. Ada nilai tambah dalam organisasi; bagaimana cara memanajemen waktu, menempatkan diri dalam struktur integral, memutuskan dan bertindak serta mempartisipasikan diri dalam berbagai kegiatan.

FIB Undip memiliki berbagai PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) yang bergerak dibidangnya masing-masing. Selain LPM-Hayamwuruk yang bergerak di bidang Persma (Pers-Mahasiswa); belajar reportasi, menerbitkan majalah, buletin dan pelatihan. Terdapat juga PKM lain seperti Teater EmKa yang mewadahi mahasiswa yang berminat menekuni seni peran. Untuk menampung pemusik ataupun penyanyi kampus, ada WMS (Wadah Musik Sastra). MATRAPALA (Mahasiswa Sastra Pecinta Alam) siap memberikan jalur untuk dapat berkegiatan sosial. Juga terdapat PMK (Persatuan Mahasiswa Katolik) dan EDSA.

Angka peminatan untuk LPM-Hayamwuruk meningkat tajam, tercatat sampai hari ini (07/10/10) ada kurang lebih 60-an Mahasiswa dari berbagai jurusan--Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Jepang, Perpustakaan, Sejarah--menyerahkan formulir pendaftarannya. Formulir yang diserahkan langsung ke Kantor Hayamwuruk berjumlah lebih dari 30--mengingat masih ada yang datang menyerahkan formulirnya, begitupun dengan formulir dari fakultas sendiri.

berhubung formulir dari pihak fakultas baru diterima beberapa jam sebelum pelaksanaan wawancara dan temu awal dengan MaBa yang mendaftar ke LPM-Hayamwuruk, maka yang bisa diundang oleh panitia--yang dipegang oleh divisi LitBang--hanyalah nama-nama yang tercantum di formulir pendaftaraan dalam rak kantor LPM.

acara dijadwalkan jam 14.00 berlokasi di kantor LPM, namun beberapa mahasiswa dari Sastra Inggris sudah mengetuk pintu kantor pukul 13.20 di karenakan dosen yang mengampu mata kuliah berhalangan hadir.   Untunglah beberapa panitia--Qur'anul Hidayat, Yasmine, Nanik, Desta--sudah berada di tempat, perkenalan kecil pun terjadi. Menginjak jam acara hampir semua peserta mulai berdatangan termasuk ketua panitia, Ponco Wiyono, Nurul Cahya Hikmah dan Sri Debby M.

Ruangan kantor tak sanggup menampung jumlah peserta yang mencapai angka 30. Ketua panitia menginstruksikan bahwa acara akan dilakukan ditempat yang lebih lapang dan nyaman. Beberapa usul pun bermunculan dan yang diterima adalah menggunakan ruang terbuka Fak. Perikanan yang juga terdapat beberapa kursi panjang.

Setelah semua berkumpul di lokasi dadakan tersebut, ketua panitia langsung meng-handle seluruh peserta. Acara ini sifatnya non-formal agar peserta merasa enjoy dan bisa menikmati kebersamaan. Ada yang menarik diawal acara, peserta yang masih duduk bersebelahan dengan teman se-jurusan diharuskan menempati posisi dimana terdapat peserta dari jurusan lain. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan kedekatan dan tidak meningkatkan perpilah-pilahan dalam satu organisasi.

Teknis Wawancara

Divisi Litbang (Penelitian dan Pengembangan) mengagendakan hari itu diadakan wawancara secara lebih personal untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketertarikan peserta terhadap organisasi, pengalaman sebelum ke jenjang perkuliahan mau pun komitmen awal yang mereka tunjukkan.

Agar wawancara bisa efektif tanpa memakan terlalu banyak waktu, ditetapkan teknis wawancara dengan membuat tiga pos wawancara. Setiap pos diisi oleh dua orang pewawancara dan tiga orang peserta wawancara. Pos 1 diisi oleh Dian dan Dayat, pos 2 diisi oleh Sandy dan Desta sedangkan pos 3 oleh Nurul dan Nanik. Bagi peserta yang menunggu giliran diwawancarai, ada Ponco Wiyono yang siap mengisi kekosongan dengan lelucon-lelucon yang kerap membuat derai tawa menggema.

Kejadian-kejadian Seru Saat Wawancara

layaknya dua orang yang baru mengenal, itulah yang kerap terjadi pada sesi wawancara. Berbagai karakter terlihat dari masing-masing peserta. Pewawancarapun harus memutar otak untuk menggali sedalam-dalam informasi keorganisasian dan kepribadian peserta wawancaranya. Beberapa peserta tanpak sangat antusias dan ekspresif, namun ada juga yang terlihat diam dan menjawab apa adanya ketika pertanyaan diluncurkan.

Ronald, mahasiswa jurusan Perpustakaan asal Palembang menjawab tegas ketika ditanya dorongannya mendaftar ke LPM-Hayamwuruk. "saya ingin mendapat pengalaman lebih dalam hal penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, makanya saya memilih divisi litbang" ditanya lebih lanjut, apakah pernah melakukan penelitian sebelumnya, yang bersangkutan tampak malu-malu menjawab. "belum kak!". Selanjutnya ditegaskan kalau di LPM-Hayamwuruk baik senior maupun yunior sama-sama masih dalam posisi berproses, maka melakukan permulaan suatu hal adalah langkah yang tepat.

Ditanya tentang pemilihan divisi beserta alasannya, Riska dari Sastra Inggris malah nggak ngeh tentang divisi--reportase, redaksi, artistik, riset, fotografi--yang ada, "kemaren saya hanya asal coret pas memilih peminatan divisi, hehe! Mungkin kakak bisa menjelaskan!". Diawal acara sebenarnya sempat dijelaskan secara ringkas tentang divisi yang ada di LPM-Hayamwuruk. Mungkin dikarenakan tidak konsen mendengarkan penjelasan itu tidak ditangkap oleh Riska.

Pewawancarapun menjelaskan secara singkat divisi-divisi tersebut. Reportase merupakan bagian utama dalam organisasi ini, semua anggota harus bisa menjadi reporter atau setidaknya tahu berkenaan reportase. Redaksi menjadi divisi yang mengurusi isi dari produk LPM-Hayamwuruk, contohnya majalah, di dalam keredaksian anggotanya harus mencari materi dan informasi. Artistik mengurusi lay-out, karikatur, ilustrasi dan disain grafis. Riset atau litbang berkenaan dengan proses penelitian dan pengembangan pengetahuan di dalam tubuh organisasi. Terakhir adalah fotografi yang menangkap berbagai kejadian yang relevan dengan berita dan materi yang diangkat.

Pewawancara di pos 1 juga dibuat tergelak dengan gaya ekspresif Arum dari Sastra Indonesia ketika menceritakan hobinya membuat funpict--menggabungkan artis korea atau asing dengan artis indonesia dalam sebuah cerita baru. salah satu pewawancara, Dian sempat jail dengan bertanya nama artis korea yang menjadi idolanya, dengan cepat Arum menjawab masih dengan gaya ekspresifnya nama-nama yang sulit ditulissebutkan.

Pertanyaan pamungkas adalah berkenaan komitmen mereka berikutnya. Semua jawaban menunjukkan komitmen mereka untuk dapat berproses dengan lebih baik dan tetap membangun organisasi walau terjadi kondisi terburuk sekali pun di masa mendatang. Semoga komitmen tersebut tidak semata retorika yang pada kenyataannya nanti bernilai nol besar.

Wajah Baru Semangat Baru!

Acara wawancara selesai jam 16.30 dengan keselurahan acara berakhir pukul 17.00. Seluruh peserta pun dibolehkan untuk meninggalkan tempat acara, sedangkan panitia dan seluruh pengurus HaWe (panggilan LPM-Hayamwuruk) tinggal ditempat untuk membicarakan agenda selanjutnya, yakni reportase dasar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

kelelahan tanpak hinggap di wajah-wajah pengurus, namun ada sisa optimisme dalam diri tentang regenerasi yang akan mereka lakukan. Wajah-wajah baru yang baru terlihat memang menjadi harga mati untuk dapat meneruskan tampuk kepengurusan, mengingat tidak selamanya pengurus dapat berada di lingkungan HaWe.

Seluruh pengurus sadar bahwa dari sekian banyak peserta tersebut pada akhirnya ada yang menyerah, rubuh dan tersungkur dalam ketidakkomitmen. Namun begitulah, alam dan proses akan menyeleksi yang benar-benar pantas menjadi anggota HaWe kedepannya. Apalah pentingnya kuantitas bila tak satupun dapat menunjukkan kualitas.

wajah-wajah baru tentu dengan semangat baru, lebih fresh, meledak dan dapat melakukan inovasi dan cara kerja serta hasil yang lebih baik. Kemungkinan memang ada dua, tentu harapan dari seluruh pengurus wajah-wajah baru yang hadir dapat memberi kontribusi maksimal sehingga LPM-Hayamwuruk dapat menjadi jalan pengembangan ketrampilan dan kepribadian dimasa sekarang dan masa depan.

 KAMI SELURUH PENGURUS LPM-HAYAMWURUK DARI PERIODE AWAL HINGGA SEKARANG MENGUCAPKAN SELAMAT DATANG CALON JURNALIS HANDAL MASA DEPAN!
CHAAAAYYOOOOOO!!



ditulis oleh:
Qur'anul Hidayat Idris
Redaktur Pelaksana (RedPel) di LPM-Hayamwuruk

Related Posts by Categories

0 komentar:

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!