Cinta itu sakit, kawan! (BAB I)

Senin, 19 April 2010
Share this history on :

"cinta itu ibarat kau sakit, kawan.
maka, tak dapat kau tebak kapan ia menyerangmu!!"

itulah secarik kata yang saban, bahkan berulang-ulang kusuguh, dari secangkir pemahamanku kepada seorang kawan. ia diam, kami duduk di tepi sebuah trotoar jalan depan kampus ketika itu. lama ia merenung, apakah ia mencari bantahan atau mau mencari data meng"YA"kan. tak tahu aku. namun, perlu diketahui, ku persilakan kata-kata itu meluncur dari mulutku dengan sangat lapang, cepat dan matan.

"aku pernah diserangnya, kawan.
bahkan ketika ku sama sekali tak mengenalnya!!"

kutegaskan itu di mata ragunya, ia masih diam. sore itu entah disebabkan apa kami bertemu dalam pergumulan ucap yang intens. sungguhnya ia datang dengan membawa tawaran.
"kembalikan senyummu itu day,
jangan seperti itu!!"

senyumku? otakku membanting keras stirnya. apa yang terjadi dengan senyumku?, kurasa senyumku sudah sangat lunak dan tetap, "mengajak teras pagi supaya ikut". namun sekarang senyumku dipertanyakan!! pusing aku bukan kepalang!!

"agaknya senyumku lagi sipu, kawan.
jangan kau hiraukan ia, besok, perlahan ia akan tahu warnanya!!"



***

kala diam, kala pendam, kala meram, kala jeram, kala geram, kala genggam, kala pualam perasaan itu melesat menelusup di hatiku. setelah sebelum ia mengendap dalam langkah pelan, memaki topeng dan bersepatu keras. beberapa bulan itu dilakukannya, mengobservasi keadaan hatiku. nah, pada malam itu ia agaknya telah mendapat keberanian. tanpa mengetuk pintu, ia menggerakkan engsel lalu melabuhkan sebatang senapan tepat di depan mataku.

gigil aku, pistol itu membuatku terkaget-kaget. namun aneh, ia mulai membuka topengnya, membuka sepatunya dan menggeraikan rambut tepat di depanku yang diam.
"jauhkan, jauhkan!!"
aku melolong pada sepasang malam yang bercumbu di tirai pagi, ah, dia tak mendengarku. larut dalam nafas saling kejar.

ia mulai mengokang senapan dengan perawakan yang semakin jelas tergambarkan. ia diam beberapa saat pada diriku yang ragu. beberapa menit, tak kusangkan lubang panas senapan ia tempelkan di jantungku.

"maaf, aku menyakitimu!!"
ucap tak bergunanya sebelum

"DOORR"

(sambung ye!!, hihi)

Tembalang-Semarang, 15 April 2010
Qur'anul Hidayat Idris

Related Posts by Categories

0 komentar:

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!