fragmen 2 klik di sini
Dengan
tergagu aku menolehnya dan kudapati ia sedang tersenyum. Aku tahu ia tak lupa
ingatan atas apa yang telah kulakukan padanya kemaren malam. Senyum itu
membuatku semakin sadar bahwa ia menyimpan semua sakit yang ia rasakan. Ia tak
pernah protes. “Kamu nggak sarapan?”
Aku coba membalas senyumnya dengan perasaan yang masih bercampur aduk.