Kemarahan di Mesin ATM

Senin, 20 September 2010
Share this history on :

aku berangkat dari rumah menuju Bengkalis kota untuk menyelesaikan beberapa urusan yang sempat tertunda, ya aku harus segera mengambil ijazah dari sekolahku, SMAN 01 Bengkalis. keterlambatan pengambilan sebenarnya amat berlebihan--kelamaan. bayangkan saja sudah satu tahun setengah ijazah itu nangkring di ruangan Pak Burhan (kepala TU sekolah). alasannya jelas sih, setamat sekolah aku melanjutkan kuliah ke Undip Semarang mengambil Prodi Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya. kalau kalian punya peta sekarang, coba liat jarak Riau yang di pulau Sumatera sama Semarang di pulau Jawa, tepatnya Jawa Tengah, luar biasa n g g a k deket. memang sekarang dengan pesawat semua jadi cepat, tapi bukan itu masalahnya cuy, dananya dapat darimana kalo keseringan pulang, hehe --disemarang masih pengangguran lagi soalnya *malu. alhasil kepulanganku ke kampung tercinta hanya setahun sekali.


dari kampungku ke Bengkalis Kota hanya berjarak 12 KM, kutempuh 20  menit naik motor. di tengah perjalanan, entah kenapa ada yang aneh dengan perasaanku. semakin dekat jarakku dengan lokasi sekolah, jantungku semakin bergelombang-gelombang--diksinya alay, hehe. apalagi pas punggung gedung sekolah kulihat dari jauh, seperti magnet, otakku bagai ditarik sampai dikeroyok untuk kembali singgah pada masa aku masih sekolah. ah, itulah ingatan agaknya, ia punya pikiran sendiri dan punya kehendaknya sendiri, lihat saja, tanpa sadar sebagian kenangan yang memberkas melintas tanpa rambu, meluncur saja seenaknya. dan aku mau tak mau harus menitikkan.... hehe,, nggak", hanya sedikit menitikkan peluh segede butir jagung.

sesampainya di gedung depan sekolah, kulihat beberapa guru duduk disitu--sudah jamnya istirahat ternyata. ingatan itu pun sekarang mempersempit diri, turun ke setiap guru yang kulihat. Pak EM yang super gal*ak tapi romantis (loh, gimana tuh?). Pak Ion, guru olahraga yang perhatian dan beberapa pria lain--sepertinya guru baru--yang kusalami dengan menciun tangan (gini gini anak baik tau!). sekolah masih seperti dahulu, hanya perubahan yang nggak mencolok, salah satunya kumis Pak Kepala Sekolah yang jadi agak tebal.. :)

ringkas punya ringkas, setelah bolak-balik beberapa kali dari ruangan TU-KEPSEK yang membuat pegel--ruangannya beda lantai. akhirnya semua beres, ijazah sama legalisirnya sudah kupegang. (maaf ya baru paragraf ini yang ke berkenaan judul 0_0) saat mengambil motor di parkiran sekolah, aku melihat jam di Hape dan masih teramat pagi menurutku, nah mulailah pikiranku berkeliaran kemana-mana, walau akhirnya tetap saja kecemplung ke suatu tempat favoritku, WARNET dan sekarang ini aku lagi nulis (waah, satuan waktu cerita jadi kacau *berpikir keras)

tenang-tenang, gini aja ceritanya. sesaat setelah ide ke WARNET tercetus, aku langsung mengingat sesuatu yang berhubungan dengan warnet. (komputer?) bukan (Headphone) no no (pengunjung warnet?) ogah (atau penjaga warnet?) idddiiih, kan cowok... (lalu?) ahaa,, nanyanya gitu aja dari tadi, jadi bisa kujawab. setelah usut punya usut dengan melirik kecil benda segi empat di saku belakang (dompet?) tumben pinter! iya,, deh o do em pe e et  a.k.a  dompet. apa yang terjadi membuatku miris bahkan sedih, di dalam hanya ada selembar kertas (sepuluh ribuan?) bukan dodol, seribuaaaann  :(


--cendol aja nggak cukup segitu, paling dikasi sedotan doang--

miris bin tragis nasibku,,

tapi semua gampang setelah ada ini--benda persegi empat bertulis ATM-- (apa tuh?) ah masa nggak tahu, itu tuh Alat gesek-gesek atau kalau inggrisnya Automatic Teller Machine--bukan Autobot Teler Mabok. nah, sesampainya di depan TKP, hatiku sedikit tenang melihat yang antri cuma tiga orang, lekas ku parkirkan motor lalu masuk ke antrian paling belakang.

satu menit,
dua menit, (aku masih goyang-goyang kaki, soalnya otakku lagi ngeRidho Rhoma, wkk. *ini fiktif lo)
tiga

...
...
15 menit tuh orang yang di dalem gk keluarkeluar. Tape kumatikan, nah. ternyata orang yang di depanku sudah benar-benar resah (baca : marah) hehe... aku pun mulai gundah (baca : sebel)

orang pertama melongok melihat kaca ruang ATM diikuti orang kedua, orang ketiga menatap ketus, (kamu?) karena penasaran, aku bukannya ngeliat ke dalem, tapi ngeliat orang yang di depanku.. --liat dialog mereka ya!


org 1 : kenape lame sekali? (karena ini real, kutulis pake bahasa mereka dan aku, Melayu)
org 2 : tertidur dio agaknyo! huh
(orang ketiga mengetok pintu ATM, tidak ada tanda-tanda usai)

(suasana sejenak hening dengan mata-mata terus melirik ke dalam ruang ATM)

org 3 : mungkin, die main poker dekat dalam
org 1 : aah, kalau nak ngalahkan aku. kuajak dio tanding di facebook *ni orang emosi

(lah, dialogmu mana dudul?) nggak pake dialog, cuma pake ngakakkkk,,, hahaha... ada orang main poker di ATM, itukan imajinasi luar biasa. (dasar!)

ya, begitulah kondisi yang kualami hari ini, keadaan makin parah setelah dibelakangku muncul wajah-wajah pengantri baru. akhirnya setelah hampir setengah jam orang yang di dalam keluar (apa dia minta maaf?) kagaaak, malah mukanya berlalu tanpa dosa, ditambah sedikit garam asem.

yah, setelah dia keluar sirkulasi penumpang, eh pengguna ATM pun lancar, aku sendiri hanya butuh waktu 20 detik hehe,--maklum yang kuambil cuma 50 ribu,, wkwkwk. aku pun membayar parkir, tancap dan akhirnya sampai di WARNET dan sekarang lagi mengetik di blog (tentang apa?) tentang apa lagi dudul? ya cerita inilah.

mungkin pembaca sudah bisa menangkap apa hikmah yang dapat diambil dari catatan kampoengku karya ini. (apa ya?) gak tanya lu!.. intinya, di dalam masyarakat kita mengenal adanya fasilitas umum. liat tuh namanya FASILITAS UMUM, artinya digunakan secara kolektif, bersama-sama dan hak kepemilikannya 'satu buat semua'. nah untuk fasilitas umum ini tidak ada larangan bagi siapa pun untuk dapat menggunakannya. WC umun, telepon umum, jalan, penyeberangan, termasuk ATM.

menggunakan fasilitas umum harusnya cepat, tepat dan efesien. CEPAT. karena nih yang menggunakan banyak, tidak bisa didalamnya kita berlama-lama, seperti main poker, pacaran atau tiduran, hehe. semua harus dilakukan super ringkas. menanggapi masalah yang terjadi di mesin ATM tadi, memang kalau kita selidik akan kita dapati pengguna yang berlama-lama itu melakukan transaksi lebih dari lima kali--ngambil gaji karyawan misalnya. namun prihal itu tidak bisa dilakukan sekaligus dalam satu kesempatan, ia harus mempunyai empati untuk secara bertahap menyelesaikan urusannya--dua transaksi dalam sekali masuk contohnya. karena ini akan sangat mengganggu pengguna lain yang juga memiliki keterbatasan dalam waktu dan tidak selazimnya mengalami hal seperti itu.

TEPAT, kalau seandainya kita belum tahu penggunaannya atau rasanya itu tidak penting --mau belajar gunain ATM--ketika jam sibuk, maka batalkan. carilah waktu-waktu kosong, seperti di malam hari agar kita bisa sepuasnya di dalam ruang ATM (nah, boleh tuh pokeran).


EFESIEN, ini menyangkut interaksi sosial yang tidak bisa menerapkan hukum individualitas didalamnya, kita harus saling tahu, artinya tahu dengan kepentingan kita dan kepentingan orang lain, sehingga penggunaan yang efesien dapat mengurangi panjang antrian di tempat fasilitas umum. ingat, antri itu melelahkan dan semua orang tidak menyukainya. antri kerap bisa meningkatkan sensitifitas dan meledaknya amarah. nah. lakukanlah dengan efesien, bagi kita dan orang lain..

(aku melihat bill, waaaaaaaaaaah,,, udah 6 ribu.. hehehe)
nah, sampai disini ya blogger mania, semoga besok masih bisa ngisi nih blog lagi... si yu nek tayem..........


oleh, Qur'anul Hidayat Idris
Bengkalis, 20-09-2010

Related Posts by Categories

2 komentar:

Kelinci_Madu Says:
Selasa, September 21, 2010

Sadun storynya kakk..
:D

Kampung Karya Says:
Kamis, September 23, 2010

sadun itu apa ya?????

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!