So. Tiga puisi ini terasa spesial karena tercipta dalam rentang waktu yang relatif tak berjeda lama. Saya sempat mengetes "Aku" setelah menulis puisi yang ketiga. Mencoba menulis puisi keempat. Hasilnya? Nihil. Beberapa kali sempat memulai, tapi akhirnya saya hapus lagi karena sangat terkesan dipaksakan. Tak ada salahnya kalian menikmati puisi saya ini bukan? Silakan tinggalkan pesan dan kesan.
Sesauk Lauk
"Mak, tumpah peluhmu
sedandang ikan yang asin itu"
Semarang, 11 Maret '12 (QHI)
"Mak, tumpah peluhmu
sedandang ikan yang asin itu"
Semarang, 11 Maret '12 (QHI)
Sesauk Alibi
"Aku pura lupa
jika semalam aku mengendap
-endap dalam larutan sirup yang kau hirup
tak kusangka kau tak keburu mati
padahal telah kusiapkan kasur
biar kau merasa hanya tidur
jika ini kepura-
puraan semata
aku tak
suka
dan
tak
.
.
.
ah, aku hanya pura
-pura
Semarang, 11 Maret 2012 (QHI)
"Aku pura lupa
jika semalam aku mengendap
-endap dalam larutan sirup yang kau hirup
tak kusangka kau tak keburu mati
padahal telah kusiapkan kasur
biar kau merasa hanya tidur
jika ini kepura-
puraan semata
aku tak
suka
dan
tak
.
.
.
ah, aku hanya pura
-pura
Semarang, 11 Maret 2012 (QHI)
Sesauk Batu
Beh a ba Teh U tu
Ba tu
tu ba dan ba tu
kau dari rahim mana?
mengapa tak kau tanam saja dirimu
dengan cangkul yang ikut menanam diri sendiri
batu itu tak tanah
tapi kau tahu ia tak rahim
lalu rahimku?
Teh u tu beh a ba
kueja tapi kau masih batu
kuurai tapi kau masih batu
kusasai tapi kau masih batu
apa yang kau tunggu?
itu langit masih biru
dan laut tetap biru
lalu kenapa harus mem-batu?
jika ruang tunggu itu meruang lagi jadi ruang
meruang lagi jadi ruang lantas meruang
jadi ruang meruang lagi
lalu, kau masih batu?
Semarang, 11 Maret '12 (QHI)
Beh a ba Teh U tu
Ba tu
tu ba dan ba tu
kau dari rahim mana?
mengapa tak kau tanam saja dirimu
dengan cangkul yang ikut menanam diri sendiri
batu itu tak tanah
tapi kau tahu ia tak rahim
lalu rahimku?
Teh u tu beh a ba
kueja tapi kau masih batu
kuurai tapi kau masih batu
kusasai tapi kau masih batu
apa yang kau tunggu?
itu langit masih biru
dan laut tetap biru
lalu kenapa harus mem-batu?
jika ruang tunggu itu meruang lagi jadi ruang
meruang lagi jadi ruang lantas meruang
jadi ruang meruang lagi
lalu, kau masih batu?
Semarang, 11 Maret '12 (QHI)
sumber gambar: di sini
13 komentar:
Rabu, Maret 14, 2012
mengalir puisinya mas...
Rabu, Maret 14, 2012
lalu, kau masih batu?
suka puisinya.., walau masih meraba-raba apa yang dimaksud.
Rabu, Maret 14, 2012
wew, batu yg membatu ... kerennnn ... aku batu k - batu k, wew ^^
Rabu, Maret 14, 2012
datang untuk menyimak puisinya...
Rabu, Maret 14, 2012
senang puisinya sobat
Rabu, Maret 14, 2012
mampir sobat...waaahh mulai buat puisi yach sobat..??? suka dhe ma puisinya sobat yach walaupun nggak terlalu mengerti sih...hehehe
Nice post...
Rabu, Maret 14, 2012
ba tu...
ba -n- tu aku mengerti puisimu... :D
Rabu, Maret 14, 2012
aku paling ga bs bikin puisi.. jd sering terpana sndri klo baca puisi.. hehe
Rabu, Maret 14, 2012
tak paham benar soal puisiny =(
Rabu, Maret 14, 2012
asli keren bngt puisinya, sukses terus ya kawan :)
Senin, Maret 19, 2012
mantap sob .
salam sukses ..:)
Senin, April 02, 2012
seperti kontemporer..
kalo aku sendiri, menurutku, semakin bagus puisi adalah semakin susah makna nya ditebak.. dan ini berhasil..
diksinya bagus..
:D kunjungi juga blogq ya..
Sabtu, Maret 16, 2013
wow
Posting Komentar
Selesai baca, tinggalkan jejak ya!