3 Antologi Puisi "Karena Aku Tak Lahir Dari Batu"

Selasa, 27 Desember 2011
Cover antologi

Sekitar bulan April 2010, aku mendapatkan sebuah informasi dari sastrawan Bali Moch Satrio Welang bahwa ia sedang mengadakan even pembuatan antologi puisi bertema "Ibu" se-Indonesia. Dari mulai April-September pengumpulan naskah puisi dibuka bagi seluruh penyair nusantara. Walau pun bukanlah penyair, aku mencoba mengikuti lomba ini. Selebihnya hanya ingin menuangkan kerinduan pada ibu, tak mengharapkan reward, karena even ini tak memberikan hadiah berbentuk uang, hanya berbentuk apresiasi lewat 2 eks. buku antologi bagi setiap penyair yang karyanya terpilih.

Penghujung 2010, aku mendapat kabar karyaku masuk ke dalam 100 penyair terpilih yang akan dibukukan. Menurut mas Welang antologi akan cetak di tahun 2011. Setelah pengumuman ini aku lama tak mendapatkan kabar, bahkan sudah tidak ingat lagi akan even ini. Namun even ini tetap digarap ternyata. Senin (26/12/11) aku membaca sebuah note berisi promosi buku dari even tersebut. Antologi itu diberi nama "Karena Aku Tak Lahir dari Batu", sebuah nama yang menarik dan kontemplatif.

Aku lumayan bahagia, karena even ini cukup bergengsi, selain karena dikuratori oleh Oka Rusmini, Warih Wisatsana, dan Satrio Welang. Buku ini juga mendapatkan endorsment dari Acep Zamzam Noor, Ahda Imran, Agus R Sarjono, dan tokoh kompeten lainnya. Selain itu buku ini juga akan ada di toko buku se-Indonesia dengan harga Rp. 35.000.

Ingin membeli, cek di sini

0 Jika tak Sanggup Dua, Pilihlah Salah Satu

Minggu, 25 Desember 2011
Sumber Gambar

Saat itu masa orientasi kampus. 3 orang mahasiswa laki-laki mengikuti kegiatan tahunan itu dengan bersemangat. Mereka telah pula menjadi sahabat dekat, terlepas dari sama-sama di prodi Sastra Indonesia. Sebagai mahasiswa baru, semangat mereka menggebu untuk menjalani masa kuliah dengan aktif. Mereka pun seksama menyimak ketika berbagai perwakilan organisasi kampus memperkenalkan diri. Di mata mereka semua organisasi kampus menarik, menggoda untuk diikuti. Persepsi mereka ketika itu adalah, "Mahasiswa aktif adalah yang mengikuti banyak kegiatan kampus!".

Mereka bertiga menjadi semakin akrab, sampai-sampai mereka ikut dalam 3 organisasi yang sama. Secara kebetulan pula mereka punya minat yang sama. Ketiganya mendaftar dengan sukacita di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Jurnalistik, teater, dan kerohanian.

3 bulan pertama, semuanya berjalan baik. Ketiganya merasa seperti aktivis kampus karena dalam seminggu banyak kegiatan dari ketiga organisasi. Walau pun mereka tahu pada rentang waktu itu kegiatan yang mereka dapatkan hanyalah lapis terluar sebagai dasar pengenalan organisasi.

1 Jorge, Alexa and Eliana Narvaez on Youtube

Sabtu, 17 Desember 2011

Dari seorang teman, aku mendapatkan link video di Youtube yang menampilkan sebuah keluarga yang menyanyikan lagu Next To You dari Chris Brown dan Justin Bieber. Kolaborasi ini terdiri dari Ayah (Jorge) dan dua orang anaknya. Alexa dan Eliana. Mereka berasal dari San Diego, California. Keunikan dari video-video mereka adalah "apa adanya", keluguan kedua anak membuat yang melihat video merasa gemas. Di salah satu video, Alexa menutup mulut adiknya agar tak ikut menyanyi.

1 Seikat Bunga di Depan Pintu

Senin, 12 Desember 2011
Sumber Gambar

Di hari ulang tahunmu aku ingin sekali memberimu seikat bunga, aku belum bisa membayangkan bunga apa yang akan kuberikan. Terpenting, bunga itu harum, ketika kau menciumnya, saat itulah segenap cintaku masuk ke dalam paru-parumu. Masalahnya aku tidak tahu tentang bunga, jenis manakah yang paling harum baunya. Mawarkah? Tetapi kenapa ketika aku menciumnya beberapa waktu lalu tak ada aroma wanginya. Ah, apa hidungku yang bermasalah?

Aku memutar pedal sepeda mustangku cepat. Butir-butir keringat mulai menyembul, tas sampingku agak membuat kaki kananku kesulitan mengayuh. Aku melihat ke kanan, memastikan tidak ada kendaraan yang bisa menabrakku. Ada sebuah mobil, tapi jaraknya cukup buatku membelok. Aku kini sudah memarkir sepedaku diantara motor di sana. Toko bunga, betapa indah warna-warni di sana. Aku tak tahu apa nama begitu banyak bunga di sana. Anggrek bulanlah yang paling kutahu, karena ketika SMA saudara perempuanku suka memelihatanya di belakang rumah.

1 Sensasi 3D di Pertandingan AS Roma Vs Juventus


Ada hal berbeda dan menarik dari grande partita antara Roma versus Juventus besok dini hari, pukul 02.45 WIB (Live Telkomvision dan Indosiar). Pemegang hak siar di Italia, Sky3D dibawah Sky Sport membuat sebuah terobosan dengan menayangkan laga tersebut secara 3 dimensi. Penonton yang memiliki perangkat tv mendukung yang channelnya terhubung dengan siaran tersebut akan merasakan sensasinya. Setiap tendangan, teriakan penonton, selebrasi gol tentu dirasakan lebih hidup dibandingkan dengan siaran sepakbola biasa. Juventus dan Roma jelas beruntung karena ini kali pertama dilakukan di Italia.

Melihat pencapaian ini, mari kita bandingkan dengan penyiaran sepakbola di tanah air. Di tengah inovasi yang terus dilakukan industri pertelevisian di Eropa, mereka tidak lagi punya masalah dengan hal teknis seperti cara pengambilan gambar, penayangan replay, close up  pemain, komentator, dsb. Sedangkan di Indonesia, penyiaran laga sepakbola masihlah sangat "amatir". Penayangan replay yang telat atau bahkan tidak tepat sering mengganggu kekhusukan menonton. Caya shoot  yang tidak variatif dan close up action yang tidak baik. Belum lagi komentator yang tidak tahu cara ngoceh yang benar dalam sepakbola.

Pantaslah orang selalu menyebut peradaban kita selalu tertinggal. Mungkin suatu saat kita akan bergerak memulai seperti yang mereka lakukan sekarang. Tapi mereka? Sudah kembali meninggalkan kita jauh. Apa yang salah?


Ditulis oleh Qur'anul Hidayat Idris


0 Jika Ingin Dibaca, Membacalah!

Sumber Gambar

Gol A Gong menjadi seorang penulis terkenal lewat Balada Si Roy, Kupu-kupu Pelangi, Pada-Mu Aku Bersimpuh, dan banyak karya lainnya--di buku autobiografinya Menggenggam Dunia disebutkan kalau karyanya sudah berjumlah 90 buku termasuk di dalamnya novel, cerpen, naskah drama, dan buku praktis menulis. Melalui buku perjalanan hidupnya Gong menyebutkan kalau ia sudah membaca segala jenis buku dari sejak kecil. Sampai sekarang pun ia terus meneruskan hobinya itu, menginspirasinya untuk membangun perpustakaan rumahan, Rumah Dunia.

Ada refleksi yang kuat dari sepenggal kisah di atas. Untuk menulis juga dibutuhkan senjata, bukan pedang atau pun sebilah golok, tapi BACAAN. Satu buku--100 hlm--menyimpan 1 milyar kata, misalnya. Jika membaca 100 buku, maka tidak menutup kemungkinan ribuan kata baru terkonversi dalam otak. Itu baru 100 buku. Inilah senjata bagi penulis, kata-kata yang berseliweran di dalam kepalanya itu siap diambil kapan pun. Seperti mesin ATM, tinggal masukkan kata sandi (baca: kebutuhan kata) maka ia akan meluncur dan diinstruksikan pada tangan yang melakukan perintah pada tuts-tuts komputer, software membaca perintah. BUM. Jadilah!

0 Bubur Ayam


Sebulan belakangan ini aku suka sekali bubur ayam yang biasanya kubeli di daerah Banjarsari, Tembalang. Sepagi begini, otakku pasti langsung terkoneksi ke sana, membuat lidahku mulai mengecap-ngecap. Sebelumnya aku sering juga makan bubur ayam, tapi versi Banjarsari jauh lebih enak dan porsinya banyak. Hm, yummii..

Bubur ayam memang makanan sarapan, bubur nasi dicampur kerupuk, ayam, kecap,kacang, dan kuah kari membuatnya begitu renyah. Jika porsinya pas, bisa membuat kenyang sampai siang. Karena terbuat dari bahan dasar nasi, bubur ayam juga cocok bagi perut orang Indonesia. Semangkok bubur ayam Banjarsari harganya Rp. 5000,00. Murah bukan?


0 Pentingnya Penerang

Minggu, 11 Desember 2011

Kegelapan akan membatasi kemampuan indera penglihatan (baca: mata) untuk dapat menangkap "sesuatu" di depan, belakang, atau di atasnya. Mata dapat bekerja apabila ada cahaya yang masuk, persis yang ditirukan oleh lensa kamera yang harus menggunakan bantuan agar bisa menangkap objek. Maka penerang selalu dibutuhkan setiap mata (baca: manusia) untuk menangkap kode dan tanda. "Cahaya" tak hanya berbentuk real sebuah lilin atau lampu, tapi kata ini telah mengalami perluasan makna, terutama lewat sebuah kata lain. "Terang" atau "penerang".

Aku membutuhkan lampu "bantu" baca untuk menambah cahaya kamar yang redup dan membuat mataku sakit. Hasilnya, aku bisa membaca dengan lancar tanpa mengalami masalah; mata berair, perih atau berkunang-kunang. Lampu itu menimpali lampu yang lain, di balik cahaya ada cahaya yang lain yang mengakibatkan ia dapat disebut TERANG. Lampu yang redup--walau hakikatnya cahaya--tak bisa disebut terang, karena fenomena "terang" hanya terjadi jika SEMUA YANG ADA TAMPAK JELAS.

0 Kamar dan Sekardus Ide


Aku memang bukan "mahasiswa kamaran". Yakin kukatakan, bukan! Senin-Jum'at biasanya selalu kuhabiskan sampai sore bahkan malam di kampus. Mengerjakan majalah LPM Hayamwuruk atau sekadar bersenda-gurau dengan kerabat seprodi atau seorganisasi. Bagaimana dengan Sabtu-Minggu? Sangat jarang aku memiliki kedua hari tersebut, ada-ada saja kegiatanku di luar sana; seminar, meliput, rapat evaluasi, dsb. Jadi bagaimana kamar bisa kuanalogikan seperti sekardus ide?

Lihatlah gambar di atas. Tidak ada yang luar biasa, bahkan sangat sederhana, bahkan sah kalau kau bilang jelek, kampungan, atau berantakan. Di sana hanya ada kasur yang tidak lagi empuk, untunglah ada stroberi yang sedikit menyegarkan ketika aku berbaring. Sebuah laptop, tetikus, hardisk external, dan modem selalu menjadi bunyi-bunyian di sana. Sebuah lampu baca yang menolongku karena tidak bisa lama membaca dengan posisi duduk. Sebuah printer bertutup kain merah yang belakangan agak rewel. Dan tumpukan buku yang belum kubaca--aku memang menumpuk buku yang belum kubaca di dekat tempat tidur, sedangkan buku-buku yang sudah kubaca ada di atas lemari pakaian. Oh ya, tak lupa deretan poster beberapa acara sastra dan jurnalistik yang menarik kutempel di dinding. Sederhana sekali.

0 Hari Minggu

Sumber Gambar

Hal pertama yang ingin kulakukan adalah mengurusi baju kotor. Setelah itu mulai membersihkan kamar yang sudah semacam sampan terkena badai. Jika semuanya selesai, aku lanjut membaca buku dan ngutak-atik laptop. Tentunya bakal capek, tapi tak mengapa demi perubahan kecil yang dimulai dari rumah kecil ini (kost). Sesuatu itu dimulai dari bangun tidur, melihat ketentraman akan melahirkan senyum, energi positif mengalir, hari pun lebih segar dan pikiran tercerahkan. Pun ketika nanti pulang lagi ke rumah kecil itu setelah rangkaian aktifitas di luar.

Hari minggu setidaknya jadi tempat merefleksikan diri seminggu yang lalu untuk seminggu ke depan. Oh ya, aku juga mau belanja hari ini (entah kenapa, pengen aja!). Kadang hal kecil itu membuat bahagia. :)

Jangan lupa baca buku ya teman-teman!

0 Menyelesaikan Tulisan Jauh Lebih Sulit dari Memulainya

Sumber Gambar

Banyak ide berguguran di atas kepala. Tentang kehangatan, daun, buku, tidur, wanita, pertikaian, politik, dan segala hiruk pikuk imajinatif. Itu tentu saja bisa dimulai kapan pun, tapi yang selalu menjadi persoalan bagiku adalah terus melanjutkannya dan meuliskannya hingga selesai. Banyak karena karena yang menjadi alasan, yang terkuat adalah kemalasan (sebenarnya!) bukan kemandegan ide. Sebuah ide merupakan kerja intelektual, jadi siapa yang salah jika ia tak mengalir baik karena dimampetkan oleh pengarangnya sendiri dengan ditunda-tunda. Salah siapa jika ide itu hilang karena dilupakan oleh pengarangnya dengan sebelumnya tak mencatat dalam sebuah kerangka. Salah siapa jika itu bertahun-tahun hanya menjadi cita-cita di dalam folder komputer karena pengarangnya sudah berpindah ke lain ide, dan besok pindah lagi ke lain ide.

Perlu ketekunan dalam menulis, tentu saja secara idealis. Namun, inilah yang mejadi masalahku atau mungkin masalah sebagian penulis yang belum menemukan ritme lainnya. Ide-ide jadi semacam sampah yang dibuang-buang, untunglah jika masih sampah yang bisa tercium busuknya, ini sampah yang diperam dalam kepala tak keluar-keluar sampai mati.

Solusinya? Putar balik ketidakbenaran di atas.
Itu!


QHI

0 Satu Kalimat = 50 Ribu

Sabtu, 10 Desember 2011

Sebelum menjemput Umi aku mampir dulu di warung ketoprak favoritku di Banjarsari. Kawanku satu ini sms saat waktu menyentuh angka 08.31 WIB. Dia tepat waktu ternyata, aku memang mewanti-wantinya agar tidak telat dan akan menjemputnya pukul 08.30. Aku lalu mengirim sms bahwa akan sampai di depan kostnya 10 menit lagi karena ketoprak belum lagi habis dari piring.

Aku bergegas. Membayar dan kembali sebentar ke kostan untuk mengambil helm dan tas. Aku langsung menuju kos Umi yang terletak di belakang toko buku An*ida. Aku mengiriminya sms lagi supaya bergegas turun, ia pun membalas singkat, ia. Saat menunggu aku melihat Nanik dan Hasna masuk ke gang kostan Umi, aku tidak sempat berpikir karena dalam hati menggumam. "Lha kok? Nggak langsung ke pom bensin?" Kami emang janjian untuk berkumpul di pom bensin depan GSG (Gedung Serba Guna) Undip. Nah setelah mereka lewat dan masuk ke area kostan, aku tak lagi melihat mereka karena aku memberhentikan motor agak jauh. Tapi sayup-sayup terdengar.

"Dayat mana?" Terdengar suara Umi sayup.
"Lha belom kesini tho?" Kini Nanik balik bertanya.
"Lha katanya dia udah di depan!" Lanjut Umi
"Gak liat tuh!" Jelas Nanik lagi.

0 Temu Penyair Muda Semarang


Komunitas Hysteria Semarang kembali melakukan terobosan kegiatan berkomunitas dan berkesustraan. Sebagai bagian dari acara peluncuran buku antologi tiga tahunan komunitas berjudul "Beternak Penyair", diadakan juga sebuah "Temu Penyair Muda" yang akan berdiskusi semua tentang sastra dan komunitas.

Acara ini berlangsung di TBRS (Taman Budaya Raden Saleh) Semarang, 16-17 Desember 2011. Acara ini juga akan menghadirkan berbagai komunitas yang berasal dari luar Semarang; Solo, Jogja, Bandung, dll.

Acara ini juga akan dimeriahkan oleh Afrizal Malna, Saroni Asikin, Gunawan Budi Susanto (Kang Putu), Timur Budi Raja, Wardjito Soeharso, dsb. Acara ini gratis dan menarik. Jadi sayang untuk dilewatkan. So, tunggu apa lagi, bagi anda yang berkesempatan hadir, hubungi langsung panitia yang sudah tercantum di pamflet di atas.

Hidup Penyair Muda!


QHI

0 Bertemu Rumah Dunia, Pagi Ini!

Sumber Gambar

Gol A Gong, penulis Balada Si Roy dan banyak buku lainnya telah mendirikan sebuah komunitas pecinta membaca dan menulis. Rumah Dunia merupakan nama dari proyek pengabdian masyarakat tersebut. Awalnya di Banten, kampung halamannya, Ia membangun sebuah taman baca di halaman rumahnya, disebut TBM (Taman Baca Masyarakat). Di sana, juga diajari menulis dan tidak ada pembatasan peserta; tukang bakso, PNS, petani, pengangguran, dll.

Kemaren (9/12/11) Gol A Gong menyambangi FIB Undip dalam rangkaian acaranya di Semarang. Di sana diketahui kalau Rumah Dunia dan TBM sudah terbangun di banyak tempat, telah pula menghasilkan banyak penulis handal. Sebut saja Jogja, Medan, Padang, sampai Natuna.

1 Hari Tak Normal


Hari ini itu melelahkan banget. Jam 02.30 dini hari aku harus keluar menghadapi dinginnya malam menyusuri jalan tembalang sampai ke Jln. Gadjah Mada--daerah Simpang Lima--untuk menunaikan hasrat menonton Bianconerri bertanding yang tak bisa dibendung. Untunglah Semarang kota besar, jadi walau pun sudah jam segitu masih banyak juga kendaraan yang riwa-riwi di jalanan.

Hal yang kukhawatirkan adalah masalah dengan motor. Si Boy--begitu aku memanggil motor bututku--memang selalu baik dan terbilang tangguh bila dibandingkan dengan tubuhnya yang sudah tua, dia jarang rewel. Tapi tetap saja aku khawatir. Minggu kemaren ketika melakukan kegiatan serupa, bannya bocor, untunglah jarak dari tempat nobar (nonton bareng) dengan tempat tambal ban tidak terlalu jauh, walau keringat "segede jagung" juga sempat nongol.

4 Juventus Melaju ke Perempat Final

Jumat, 09 Desember 2011

Juventus turun dengan mayoritas pemain lapis kedua. Conte sepertinya menjadikan Coppa Italy sebagai "ajang latihan" bagi punggawa yang sering duduk di bangku cadangan. Keputusan ini juga untuk menjaga kebugaran pemain penting seperti Andrea Pirlo, Stephan Lichsteiner, Buffon, Simone Pepe, dan Alessandro Matri. Untuk menghindari resiko kecolongan, dua pilar pertahanan tengah, Barzagli dan Bonucci tetap berduet menghalau serangan Bologna yang bertandang ke Juventus Stadium (9/12/11) pukul 03.00 WIB, demi merebut satu tiket ke perempat final.

Nama-nama dari Juventus Primavera; Marrone ikut disertakan dalam starting eleven. Pemain lainnya adalah Storari, Paolo De Ceglie, Krasic, Sorensen, Pazienza, Giaccherini, Quagrialella, dan sang kapten Del Piero. Awal pertandingan berjalan lambat, bola bergerak pelan dari kaki ke kaki pemain tengah. Bukannya tanpa kesempatan, Del Piero dan Quagrialella mendapat kesempatan. Beruntung bagi Bologna, kiper mereka Agliardi tampil memukau, menunjukkan insting yang baik. Babak pertama pun berakhir dengan skor kacamata.

2 Jadwal Padat? Hadapi!

Kamis, 08 Desember 2011
Sumber Gambar

Aku seorang mahasiswa, memang! Selayaknya aku menyelesaikan segala urusan perkampusan (baca: perkuliahan); mendengar sesi ceramah dosen, tugas, UTS, UAS. Tapi setelah itu apa yang harus kulakukan? Cukup segitu? Pulang ke kost, tidur, main game, makan, tidur lagi? Oo jelas Its not me brader. Kostan bagiku hanyalah tempat untuk tidur, selebihnya kebanyakan kuhabiskan waktu di luar. Sehabis kuliah biasanya aku menulis atau membaca buku di Kantor Redaksi. Jika ada agenda liputan atau rapat, jelas ini menjadi rutinitas yang harus kulewati.

Sabtu-minggu? Juga biasanya kulewati dengan tidak berada di kostan. Seperti dalam seminggu ini jadwalnya selalu ada. Sabtu aku harus ikut seminar pelatihan jurnalistik di Suara Merdeka, dan Minggunya ada seminar kejurnalistikan lagi. Capek? Alamiah, tapi ketika itu dinikmati dan dijalani dengan "cinta" dan "ketertarikan yang kuat" akan menggusur posisi "mitos" yang membuat banyak mahasiswa menjadi apatis.

1 Duit Mepet

Sumber Gambar

Kamu ikut gak yat ke pameran buku?" Tanya Desta suatu sore.
"Gak deh!"
"Napa?"
"Dayat gak bisa lihat buku sekarang, pasti pengennya beli. Duit lagi mepet nih!" Jawabku berat.

Hari Minggu (4/12/11) kemaren mereka--Desta dan Eqi--pun meluncur ke Gedung Wanita Semarang dan hari Senin ketika rapat evaluasi keorganiasiaan mereka sibuk memamerkan buku-buku bagus yang tergolong murah. Alhasil aku hanya bisa melongo meminjam sana-sini. Bahkan si Alfu yang pergi sehari setelahnya dapat buku hanya seharga 5 rb, Ahmad juga beruntung karena dapat buku Bertrand Russell seharga 10 rb. Dia sempat sombong walau akhirnya kumentahkan.

2 Kupu-kupu itu Berwarna Biru?

Selasa, 06 Desember 2011
Sumber Gambar
Aku tak bisa menyerahkan semuanya padamu, termasuk ada cerita yang harus kusimpan. Aku butuh menyimpan rahasia seperti kamu yang juga menyimpan rahasia padaku. Kau memang tidak pernah mau mengakui bahwa kau menyimpannya, tapi aku tahu semua ceritamu itu tak pernah lengkap. Seperti juga ceritaku, tak akan pernah lengkap. Ada ruang dimana memang kita membutuhkan itu, Aora. Ada ruang yang tak bisa sembarangan disentuh oleh setiap orang.

Malam ini kau mengajakku keluar minum kopi. Aku menyetujuinya. Malam ini kau terlihat lebih cantik Aora. Sepertinya kau baru membeli kerudung biru lagi, kali ini motifnya kupu-kupu, cantik sekali. Kau memang selalu tahu bahwa tak ada yang lebih hebat bagiku dari memandangmu dengan kerudung biru. Malam terbit tepat waktu, dan kuajak kau melewati lampu jalanan yang terlihat iri pada cinta kita, Aora.

1 Kepincut The Killers

Beberapa bulan yang lalu aku sempat mendengar sebuah single yang dinyanyikan Sabrina berjulud Mr. Brightside. Aku mulai sering mendengarkannya dari Laptopku walau belum tahu siapa penyanyi/band sebenarnya yang membawakan lagu tersebut--Sabrina memang hanya meresycle beberapa lagu terkenal di albun I Love Acoustic-nya.

1 Hallo, Kaukah Itu?

Kamis, 01 Desember 2011

Sumber Gambar

Aku melewati jalan itu kembali. Petang belum lagi benar-benar tiba, sisa gerimis yang baru berhenti beberapa menit yang lalu masih terasa di ujung kepalaku. Tak ada angkot yang lewat, tak seperti biasanya mereka masih beroperasi 1 jam lagi. Supir angkot lebih sering memilih mogok karena pembagian jurusan operasi yang tidak jelas dan harga bensin yang semakin tak seimbang dengan pemasukan mereka.

Beberapa tanjakan yang cukup terjal berhasil kulewati. Otot perutku menegang dan betisku agak mulai keram. Aku berhenti sejenak memegang perutku. Kini tak ada lagi sisa gerimis, yang ada sekarang hanyalah keringat yang merembes ke pelipis dan dahi. Aku menegakkan wajah, melihat ke depan, mendapati masih lumayan jauh jarak yang harus kutempuh.

0 Sungha Jung, Murni Bakatkah?



Seorang anak dari Korea Selatan sempat menggebrak dunia seni musik, khususnya finger-style guitarist di tahun 2008-an setelah mengunggah videonya di Youtube dan penyedia laman video lainnnya. Penikmat videonya seperti melihat sesuatu yang menakjubkan pada diri Sungho Jung, nama anak itu. Ia lahir 2 September 1996, Saat berumur 9 tahun, ia mulai tertarik memetik senar gitar setelah melihat ayahnya melakukan hal serupa. Tak butuh waktu yang lama, 2 tahun setelahnya ketika ia berumur 11 Tahun, ia sudah menjadi sosok pemain gitar akustik yang menakjubkan. Saat ini ia telah mengeluarkan 2 album akustik, Perfect Blue dan Irony. Ia juga sudah melakukan berbagai tur sampai ke AS. Di tahun 2011, Videonya di dunia maya sudah dilihat 356 juta pasang mata.

1 Antara Tugas dan Penat (Baca: Malas)

Sumber Gambar

Masih ada tugas meresume materi Semantik Bahasa Indonesia yang harus dikumpulkan besok pagi, pukul 07.00 WIB. Penat, ya tubuhku bisa dibilang sedang lelah beberapa hari ini menghadapi tugas. Seminggu ini kegiatan di luar kuliah sangat padat dan menyita waktu. Belum lagi kalau ingat materi workshop yang belum kusiapkan untuk presentasi. Tapi, tugas tetaplah tugas sob! Aku tak bisa ujug-ujug menemui dosen dan dengan lugunya berkata. "Maaf Pak saya sedang lelah dengan tugas ini, jadi mohon saya diizinkan absen ya!" Reaksi si dosen mungin biasa saja, tapi reaksi pada hasil (baca: nilai) jelas sudah dapat ketebak dengan mudah.