Jadwal Padat? Hadapi!

Kamis, 08 Desember 2011
Share this history on :
Sumber Gambar

Aku seorang mahasiswa, memang! Selayaknya aku menyelesaikan segala urusan perkampusan (baca: perkuliahan); mendengar sesi ceramah dosen, tugas, UTS, UAS. Tapi setelah itu apa yang harus kulakukan? Cukup segitu? Pulang ke kost, tidur, main game, makan, tidur lagi? Oo jelas Its not me brader. Kostan bagiku hanyalah tempat untuk tidur, selebihnya kebanyakan kuhabiskan waktu di luar. Sehabis kuliah biasanya aku menulis atau membaca buku di Kantor Redaksi. Jika ada agenda liputan atau rapat, jelas ini menjadi rutinitas yang harus kulewati.

Sabtu-minggu? Juga biasanya kulewati dengan tidak berada di kostan. Seperti dalam seminggu ini jadwalnya selalu ada. Sabtu aku harus ikut seminar pelatihan jurnalistik di Suara Merdeka, dan Minggunya ada seminar kejurnalistikan lagi. Capek? Alamiah, tapi ketika itu dinikmati dan dijalani dengan "cinta" dan "ketertarikan yang kuat" akan menggusur posisi "mitos" yang membuat banyak mahasiswa menjadi apatis.


Malam juga sering aku tak bisa tidur nyenyak karena hobi yang lain, nonton Juventus bertandig. Jadwal mainnya sering jam 2 dini hari ke atas, dan aku biasanya nonton bareng di Jln. Gadjah Mada (Semarang Bawah) bersama kawan-kawan Juventini yang lain. Ngantuk? Jelas, tapi karena dilakukan dengan beberapa hal di atas tadi, jadinya fine fine saja.

Secara subjektif aku agak merasa "risih" dan "sedih" melihat teman-teman yang orientasinya hanya satu hal. Bisa dibilang, pelajaran dibangku kuliah tidak akan terlalu membantu dunia kerja. Sebaliknya, pengalaman diluarnyalah yang lebih berguna dan dapat diterapkan secara praktis. Kuliah hanyalah jalan yang memang harus dilewati untuk mendapatkan titel dan nilai. Mengandalkan ilmunya? Semakin banyaklah pengangguran di  Indonesia, karena dunia kerja sekarang ini tidak mengenal batasan pertitelan lagi, semakin sedikit pengalaman di luar, semakin tersisih di percaturan kompetisi.

Hidup itu memang pilihan, dan tentu saja setiap orang menentukan pilihan masing-masing. Tapi apa salahnya jika banyak pilihan (baca: kemampuan) yang dapat terserap dalam diri, itu lebih super.

QHI

Related Posts by Categories

2 komentar:

obat cytotec Says:
Senin, Januari 18, 2016

I like this post,And I guess that they having fun to read this post,they shall take a good site to make a information,thanks for sharing it to me.

obat aborsi Says:
Kamis, September 22, 2016

helllo

Posting Komentar

Selesai baca, tinggalkan jejak ya!